"Targetnya kita bisa zero waste," kata Zainal Abidin selaku penggagas industri pengolahan sampah (IPS) Serdang di Cilegon, Senin.
Dengan zero waste diharapkan masyarakat mendapat nilai tambah, bahkan memberikan voucher untuk setiap sampah yang diserahkan masyarakat ke IPS Masaro, jelas Zainal.
Baca juga: Asosiasi bank sampah Kota Padang hasilkan produk unggulan
IPS Masaro disamping mampu mendaur ulang limbah plastik menjadi bahan baku plastik kembali, juga mampu mengolah sampah organik menjadi pupuk cair organik.
"Bahkan dari sampah plastik bisa diubah menjadi bahan bakar seperti solar, bensin, dan minyak tanah," ujarnya.
Menurutnya semua sampah yang diterima bakal dimanfaatkan semua sehingga tidak ada yang tersisa (zero waste), sehingga tidak butuh lagi tempat pengumpulan sampah sementara atau tepat pembuangan sampah akhir.
IPS Masaro di kampung Serdang ini merupakan program pemberdayaan masyarakat PT Chandra Asri Petrochemical Tbk yang memiliki daerah operasi di Cilegon.
Program ini merupakan wujud program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) membangun masyarakat di lingkungan Cilegon dan Banten sekaligus menerapkan konsep pengelolaan sampah terpadu agar permasalahan sampah organik maupun sampah plastik dapat ditangani dengan baik di tingkat rumah tangga.
Menurut Zainal IPS Masaro memiliki kapasitas pelayanan mengolah sampah swadaya sampai 1.000 kepala keluarga, dengan didukung oleh seluruh warga masyarakat dengan cara melakukan pemilahan sampah di rumah masing-masing sesuai dengan tempat sampah yang disediakan.
Baca juga: Kota Ambon tampilkan produk olahan sampah di PLHK
Sedangkan sisa sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dibakar di insinerator dengan kapasitas 10 ton per hari yang panasnya dimanfaatkan untuk pemrosesan plastik menjadi BBM melalui pirolisator.
BBM yang dihasilkan dari limbah plastik digunakan untuk bahan bakar kendaraan pengangkut sampah, mesin peralatan dan dijual.
IPS Masaro terdiri dari instalasi pupuk organik dengan kapasitas 60.000 liter per bulan berikut fasilitas pembotolan dan pengepakan, 3 unit insinerator dengan kapasitas 10 ton per hari dilengkapi dengan scrubber, 3 unit pirolisator dengan kapasitas masing masing 30 kilogram per batch, percontohan pemupukan tanaman dan aplikasi digital pengolahan sampah Go For Zero Waste yang dapat diakses peserta IPS Masaro.
Baca juga: Produk dari sampah digemari warga Swiss
Dari tiga unit pirolisator, terdapat dua unit yang menggunakan energi panas dari insinerator sampah dan satu unit merupakan inovasi pirolisator berbahan bakar gas yang efektif dan hemat bahan bakar dari siswa Jakarta International School, kelas 12, John Lieman Junghans yang peduli terhadap pengelolaan sampah terutama sampah plastik.
"Untuk satu kali pembakaran menggunakan pirolisis ini, kami membakar 16 hingga 20 kiogram sampah plastik dan itu bisa menghasilkan sedikitnya 7 kilogram bahan bakar. 4 kilogram bahan bakar jenis solar, 2 kilogram bahan bakar jenis bensin, dan 1 kilogram bahan bakar jenis minyak tanah, " kata John.
Mitra kerja yang terlibat dalam pembangunan IPS Masaro yakni Pemkot Cilegon, KSM Sehati Maju Bersama, ITB, Inaplas, Digital Waste Management dan PT Jaya Nurimba.
Baca juga: KSM di Sleman harapkan pemerintah bantu pemasaran produk daur ulangBaca juga: KSM di Sleman harapkan pemerintah bantu pemasaran produk daur ulang
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019