Teknisnya segera kita atur, yang penting masyarakat Penyengat dapat air bersih. Setelah itu baru kita pikirkan untuk jangka menengah dan jangka panjangnya.
Kemarau panjang selama kurang lebih dua bulan terakhir ini membuat masyarakat Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Jumat, semakin sulit mendapatkan air bersih.
Hampir seluruh sumur warga di pulau itu mengering, bahkan sumur umum yang biasanya jadi andalan bersama juga sudah tidak bisa diharapkan.
Satu-satunya sumur yang bisa ditimba hingga saat ini adalah milik seorang warga yang tinggal di depan masjid Sultan Riau Penyengat, setiap pagi dan sore ratusan jerigen antri menunggu bagian.
"Kini kondisi sumur itu pun mulai mengering, masyarakat pun semakin resah," kata Yono, salah seorang warga Pulau Penyengat.
Baca juga: Garut rencanakan pemanfaatan 20 sumber mata air baru saat kekeringan
Baca juga: Kekeringan landa seluruh kecamatan di Timor Tengah Selatan
Kekeringan di Pekalongan meluas hingga 9 Kecamatan
Menurut Yono, sumur umum tersebut tidak bisa diperdalam lagi. Karena jika kedalamannya ditambah, justru akan masuk air laut dan tidak layak dikonsumsi.
Plt Gubernur Kepulauan Riau, Isdianto, menyatakan solusi yang bisa pemerintah lakukan untuk sementara ini adalah mengantar air dari Tanjungpinang ke Pulau Penyengat dengan menggunakan transportasi laut.
"Tapi masyarakat harus menjemputnya di pelantar. Jika lihat kondisi sumur memang sudah kering," kata Isdianto.
Secara teknis, lanjut Isdianto, dia akan segera memerintahkan stafnya atau pihak yang berkaitan untuk mengatur pendistribusian air tersebut.
"Teknisnya segera kita atur, yang penting masyarakat Penyengat dapat air bersih. Setelah itu baru kita pikirkan untuk jangka menengah dan jangka panjangnya," ucapnya.*
Baca juga: Sedekah air, gerakan membantu masyarakat terdampak bencana kekeringan
Baca juga: Satgas Air Bersih Aetra siapkan lima mobil tangki
Pewarta: Ogen
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019