Shalat sunah dua rakaat itu dipimpin oleh Imam Syaifullah dan dilanjutkan mendengarkan khutbah oleh khatib Saidul Amin.
Shalat meminta hujan itu juga dihadiri oleh Wali Kota Pekanbaru Firdaus beserta Wakil Wali Kota Ayat Cahyadi, Sekretaris Kota Pekanbaru HM Noer dan beberapa pejabat lainnya dengan satu tujuan meminta hujan deras dan bermanfaat.
"Pekanbaru kualitas udaranya sudah memasuki indeks tidak sehat dan berbahaya di sejumlah kawasan, semoga cepat turun hujan, kami sudah sesak ya Allah," kata Dendy warga Pekanbaru.
Beberapa hari sebelumnya Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution dan jajarannya juga menggelar shalat minta hujan di halaman Kantor Gubernur Riau.
Baca juga: Pekanbaru Shalat Istisqa di halaman kantor Mall Pelayanan Publik
Kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau semakin pekat dan menyebabkan jarak pandang di sejumlah daerah turun drastis hanya berkisar 200 hingga 400 meter pada Jumat pagi.
Bahkan sejumlah penerbangan pesawat sempat ditunda akibat memburuknya jarak pandang.
Staf Analisa BMKG Stasiun Pekanbaru, Bibin Sulianto mengatakan Jarak pandang paling buruk pada pagi ini (13/9) di Kabupaten Pelalawan hanya 200 meter.
Selain itu, aktivitas pendidikan SD, SMP dan SMA diliburkan hingga Senin pekan depan, atau sampai kondisi udara berangsur pulih.
Beberapa perguruan tinggi di Kota Pekanbaru juga telah meliburkan mahasiswanya akibat asap yang kian pekat.
Sementara itu tingkat hunian hotel kunjungan wisata ke Riau juga berkurang akibat bencana kabut asap.
Baca juga: Legislator: Warga di Pekanbaru diimbau gelar Shalat Istisqa
Baca juga: Ribuan warga Riau shalat meminta hujan saat kabut asap makin parah
Pewarta: Vijay Kantaw/F Muhardi
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019