Ajax kehilangan Matthijs de Ligt, Frenkie de Jong dan Luuk de Jong, tiga kepingan penting dalam melakoni kisah Cinderella di Liga Champions musim lalu.
Namun, masih ada sedikitnya empat nama penting yang bertahan, sebut saja Dusan Tadic, Donny van de Beek, Hakim Ziyech dan David Neres.
Sang pelatih kepala Erik ten Hag juga masih punya sosok gaek Klaas-Jan Huntelaar, penyerang tua-tua keladi yang bisa memikul harapan ketika Ajax dalam situasi terdesak.
Baca juga: Ajax lolos ke fase grup berkat kemenangan atas APOEL
Perginya Frenkie de Jong jelas memberikan panggung bagi Van de Beek untuk mengendalikan lini tengah Ajax musim ini.
Lisandro Martinez jelas bakal mendapat sorotan, setelah beberapa kali dipercaya mengisi slot yang ditinggalkan De Ligt, meski ia kerap juga ditempatkan di posisi awalnya yakni gelandang bertahan. Belakangan sosok Perr Schuurs, bek berusia 19 tahun juga mulai mendapat kepercayaan untuk mengisi palang pintu pertahanan.
Meski sempat terjegal di pekan pembuka Liga Belanda, Ajax kini telah mengarungi awal musim yang baik dan hilangnya tiga pilar rupanya bisa diantisipasi dengan penampilan Tadic yang cukup konsisten. Tadic adalah kartu as bagi Ajax untuk bisa melewati fase grup dengan sukses.
Di Stamford Bridge, Chelsea yang ditinggalkan Eden Hazard ditambah larangan belanja dua musim menempatkan Frank Lampard dalam situasi yang cukup sulit sejak menjadi manajer tim yang membesarkan namanya itu.
Baca juga: Abraham dan Mount bayar lunas kepercayaan Lampard
Tammy Abraham dan Mason Mount menjelma menjadi dua andalan Lampard dan sejauh ini keduanya tampil cukup menjanjikan, meski Chelsea tak selalu meraih hasil yang positif.
Di sisi lain, Christian Pulisic, memang masih membutuhkan adaptasi, namun seketika ia menemukan ritmenya pemuda Amerika Serikat berusia 20 tahun itu sangat berpeluang untuk menjadi pemikul tanggung jawab terbesar Chelsea sepeninggal Hazard.
Lampard jelas butuh waktu, namun empat bulan rasanya tak terlalu singkat baginya untuk bisa menemukan cara menuntun Chelsea lolos ke fase 16 besar.
Sebagaimana Ajax dan Chelsea, Lille kehilangan pilar yang menyokong mereka musim lalu, Nicolas Pepe dan Rafael Leao. Yang pertama jadi rekor pembelian termahal Arsenal, yang lainnya hijrah ke Italia bersama AC Milan.
Manajemen Lille berusaha membayar kehilangan itu dengan mendatangkan Victor Omsihen yang memulai dengan baik kala debut, meski penampilan berikutnya membuktikan bahwa ia masih butuh waktu untuk beradaptasi lebih baik lagi.
Baca juga: Renato Sanches tinggalkan Bayern untuk gabung Lille
Omsihen tak sendirian membangun era baru Lille, ada Renato Sanches dan Timothy Weah. Sanches mungkin sulit melepaskan label sebagai pemain gagal Bayern Muenchen, namun di kolam yang lebih kecil ia adalah ikan yang cukup gesit untuk jadi pemimpin. Legiun Portugal itu hanya perlu menerjemahkannya untuk membantu Lille bersaing di Champions.
Sementara Weah, putra dari legenda sepak bola sekaligus Presiden Liberia saat ini George Weah, adalah salah satu talenta buruan banyak pihak musim lalu. Berada di Lille memberikan kesempatan baginya untuk mengasah diri lebih jauh dan membuktikan bahwa pandangan banyak orang tak salah.
Satu hal yang tak dimiliki Lille adalah pengalaman dan itu membuat mereka akan kesulitan menyaingi Ajax dan Chelsea.
Hal yang sama juga mungkin terjadi di kubu Valencia. Mereka memang tidak jadi --atau setidaknya tertunda-- kehilangan bintangnya Rodrigo Moreno yang sempat santer dikabarkan akan menyeberang ke Atletico Madrid.
Namun, Rodrigo tak memiliki banyak dukungan kecuali sang kapten Dani Parejo yang harus diakui masih menjadi ruh permainan Valencia di lini tengah.
Nama-nama baru seperti Goncalo Guedes, Denis Cheryshev dan Maxi Gomez maupun nama lama di diri Kevin Gameiro agaknya masih belum cukup untuk membantu Valencia melenggang di Grup H.
Baca juga: Pelatih baru Valencia hanya mau dinilai dari hasil
Sepekan sebelum fase grup Liga Champions dimulai Valencia melakukan tindakan mengejutkan dengan memecat Marcelino Garcia Toral dari kursi pelatih dan menggantinya dengan Albert Celades. Mudahnya mengganti pelatih juara Copa del Rey sekaligus empat besar Liga Spanyol dengan pelatih minim jejak kecuali di level junior --itu pun tanpa prestasi-- dan hanya dikenal karena menjadi asisten Julen Lopetegui di timnas Spanyol dan Real Madrid, dua pekerjaan singkat tanpa hasil.
Terlepas dari faktor pelatih yang terjadi tiba-tiba, patut dicatat Valencia punya salah satu talenta muda yang bakal dinantikan penampilannya yakni Ferran Torres. Bukan tidak mungkin Torres juga bakal memainkan peranan penting dalam perjuangan Valencia di Champions nantinya.
Baca juga: Grup A: Pembuktian Hazard dan Zidane di tengah kebisingan Neymar
Baca juga: Grup B: Tottenham perlu buktikan musim lalu bukan kebetulan
Jadwal pertandingan penyisihan Grup H (dalam WIB, tuan rumah disebut pertama):
Rabu (18/9) Chelsea vs Valencia
Rabu (18/9) Ajax vs Lille
Kamis (3/10) Lille vs Chelsea
Kamis (3/10) Valencia vs Ajax
Rabu (23/10) Ajax vs Chelsea
Kamis (24/10) Lille vs Valencia
Rabu (6/11) Chelsea vs Ajax
Rabu (6/11) Valencia vs Lille
Kamis (28/11) Valencia vs Chelsea
Kamis (28/11) Lille vs Ajax
Rabu (11/12) Ajax vs Valencia
Rabu (11/12) Chelsea vs Lille
Baca juga: City beruntung masuk grup lunak Liga Champions
Baca juga: Grup D: pembuktian asa Ronaldo dan penantian sinar Joao Felix
Baca juga: Grup E: Mencari pendamping LIverpool
Prediksi klasemen akhir Grup H
1. Ajax
2. Chelsea
3. Valencia
4. Lille
Baca juga: Grup F: Tiga raksasa perebutkan dua tiket fase gugur
Baca juga: Grup G: Semua punya peluang
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019