Kepala BBKSDA Sumatera Utara Hotmauli Sianturi dalam temu pers di Medan, Rabu, mengatakan bahwa survei okupansi harimau sumatera akan dilaksanakan selama tujuh hari dari 24 September sampai 9 Oktober 2019 di empat grid area survei di Siranggas dan enam grid area survei di Dolok Surungan.
Pemilihan lokasi survei dilakukan dengan mempertimbangkan sejarah konflik manusia dengan harimau sumatera dan ketersediaan sumber pendanaan.
Survei tersebut melibatkan lima tim yang meliputi alumni pelatihan survei okupansi harimau sumatera tanggal 1 sampai 7 Juli 2019.
Baca juga: Karhutla landa Riau, harimau berkeliaran di dekat fasilitas Chevron
Hotmauli menjelaskan survei itu ditujukan untuk mengumpulkan data terkini populasi harimau sumatera berikut sebaran dan kondisi habitatnya di sumatera utara.
Hasil survei okupansi harimau yang mencakup kawasan konservasi berikut kawasan hutan lindung dan hutan produksi penyangganya tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai dasar dalam merumuskan strategi konservasi harimau sumatera.
"Merumuskan strategi konservasi harimau sumatera pada lanskap sasaran kegiatan survei sebagai langkah perlindungan harimau sumatera untuk jangka panjang," kata Hotmauli.
Pelaksanaan survei okupansi harimau sumatera yang dikoordinir oleh BBKSDA Sumatera Utara dan Project Implementation Unit Sumatran Tiger Project tersebut didukung oleh forum Harimau Kita, Yayasan SINTAS Indonesia, dan WCS-IP Leuser Landscape.
Baca juga:
Populasi Harimau Sumatera diperkirakan tersisa 400
Jikalahari minta Pemrov Riau selamatkan habitat harimau Sumatera
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019