Masyarakat Indonesia saat sekarang sudah menyadari arti penting Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kata Guru Besar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Prof. Tukiran Tamirjo.Saya bersyukur bangsa kita sudah menyadari rupa-rupanya adanya ketidakberesan di negara kita itu salah satunya karena ditinggalkannya ideologi kita, yaitu Pancasila...."
"Saya bersyukur bangsa kita sudah menyadari rupa-rupanya adanya ketidakberesan di negara kita itu salah satunya karena ditinggalkannya ideologi kita, yaitu Pancasila. Jadi, kalau kita lihat pascareformasi kemarin, itu kan kita lihat bagaimana nasib Pancasila seakan-akan tersandar di lorong gelap," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.
Baca juga: Kemendikbud wacanakan pelajaran PMP diajarkan kembali
Baca juga: Korem 045/Garuda Jaya: Pancasila sebagai kekuatan galang persatuan
Baca juga: Rumah Pancasila: Perkuat jiwa Pancasila daripada batasi akses medsos
Baca juga: Akademisi: Pancasila sakti dengan interpretasi nilai budaya
Sebagai Guru Besar PPKn, dia mengaku sangat prihatin karena saat sekarang masyarakat baru menyadari semua itu sehingga ada niatan untuk kembali membangkitkan semangat Pancasila.
Dulu, kata dia, ada pihak-pihak yang mengatakan bahwa kondisi bangsa Indonesia seperti sekarang ini karena kesalahan Pancasila.
"Itu kan lucu. Padahal, bangsa dari luar negeri sangat banyak yang mengagumi Pancasila," katanya.
Bahkan, kata dia, negara Yaman ketika akan berubah dari monarki menjadi republik justru menjadikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai acuan sebelum menentukan dasar negaranya.
Lebih lanjut, Tukiran mengatakan masyarakat bersyukur karena memiliki Pancasila sebagai bingkai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sehingga harus dipelihara.
Ia mengakui pemerintahan Orde Baru sangat luar biasa dalam memperjuangkan Pancasila hingga menjadi satu-satunya asas pada masa itu.
Selain itu, kata dia, pada masa Orde Baru juga dibentuk suatu lembaga yang dapat menyebarluaskan nilai-nilai Pancasila ke seluruh pelosok negeri.
Disinggung mengenai kemungkinan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu diterapkan kembali, dia mengatakan P4 mungkin bisa diterapkan kembali namun tentunya harus dikemas dengan cara yang lebih baik dalam penyampaiannya.
"Kalau dulu lebih fokus pada indoktrinasi, tentunya sekarang beda, kita bagaimana mengemasnya, penyampaiannya. Apalagi yang kita hadapi itu anak-anak milenial tentunya harus lebih luwes," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019