Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara segera mengoordinasikan penanganan eksodus korban kerusuhan sosial dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua agar tidak menimbulkan keresahan.Mereka itu saudara kita yang membutuhkan perhatian karena sedang mengalami kesulitan.
Gubernur Sultra Ali Mazi di Kendari, Senin, mengatakan pendataan jumlah korban diperlukan sebagai bahan pengambilan langkah-langkah penanganan.
"Hingga saat ini pemerintah belum memiliki data akurat tentang jumlah eksodus yang tiba di daerah ini. Segera akan dikoordinasikan dengan para bupati/walikota di daerah kedatangan para eksodus," kata Ali Mazi usai pelantikan anggota DPRD Sultra.
Baca juga: Kemsos bantu usaha ekonomi produktif bagi pengusaha korban kerusuhan
Baca juga: Lima pengungsi kerusuhan Wamena jalani "trauma healing" di Trenggalek
15 ribu pengungsi tinggalkan Wamena
Ali mengimbau warga Sultra yang ada di Papua tetap tenang dan mengikuti arahan pemerintah daerah dan aparat keamanan untuk keselamatan.
"Informasi bahwa Papua, khususnya di Wamena berangsur kondusif. Warga Sultra yang ada di Papua agar bersabar," katanya.
Anggota DPRD Sultra Muh Endang mengimbau pemerintah daerah menangani eksodus Wamena dengan baik.
"Mereka itu saudara kita yang membutuhkan perhatian karena sedang mengalami kesulitan," kata Endang usai dilantik sebagai anggota DPRD Sultra.
Informasi yang dihimpun tercatat 17 orang, termasuk seorang bayi telah tiba di Kota Bau Bau. Populasi warga Sultra di Papua cukup besar sehingga diperkirakan esksodus masih akan bertambah dengan menumpang kapal laut.*
Baca juga: Kemensos tegaskan telah penuhi semua usulan bantuan untuk Wamena
Baca juga: Siswa menikmati bermain di hari pertama sekolah usai kerusuhan Wamena
Pewarta: Sarjono
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019