• Beranda
  • Berita
  • Balai Karantina Surabaya waspadai penyebaran flu babi afrika

Balai Karantina Surabaya waspadai penyebaran flu babi afrika

7 Oktober 2019 17:38 WIB
Balai Karantina Surabaya waspadai penyebaran flu babi afrika
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Musyaffak Fauzi, pada saat menunjukkan benih tanaman yang dikirimkan ke Indonesia tanpa dilengkapi dokumen lengkap, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (7/10/2019). (ANTARA/Vicki Febrianto)

Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya terus mewaspadai penyebaran penyakit African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika ke wilayah Indonesia dengan memperketat pengawasan di bandara yang memiliki penerbangan internasional.

Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Musyaffak Fauzi mengatakaN saat ini penyebaran virus flu babi Afrika tersebut sudah mulai mendekat ke Indonesia, sehingga, pengawasan lebih ketat perlu dilakukan.

"Indonesia sampai sekarang masih bebas. Namun, Timor Leste, Filipina, Vietnam, sudah ditemukan. Kami akan melakukan pengawasan ketat," kata Musyaffak, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin.

Musyaffak menjelaskan penularan virus flu babi Afrika tersebut bisa melalui makanan olahan yang berbahan baku daging babi, atau daging babi yang dimasak, namun belum matang. Virus tersebut tahan hidup dalam daging babi yang telah diasap, atau diberi garam.

Baca juga: Laos benarkan kasus flu babi Afrika

Baca juga: FAO serukan Vietnam berlakukan flu babi sebagai darurat nasional


Selain itu, KATA Musyaffak, potensi lainnya adalah jika ada penumpang yang terpapar dari negara asal virus dan masuk ke Indonesia.

"Jika ada penumpang yang berasal dari negara tertular, terutama yang pernah meninjau peternakan, itu biasanya terpapar," ujar Musyaffak.

Berdasarkan laporan dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia, hampir semua negara di benua Asia telah terpapar virus ASF. Diantaranya adalah Mongolia, Vietnam, Kamboja, Hongkong, Korea Utara, Laos, Myanmar, dan yang terbaru adalah Timor Leste pada September 2019.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara eksportir babi, tercatat, kurang lebih pada 2018, ekspor babi mencapai 271 ekor. Sehingga, jika virus tersebut masuk ke Indonesia, bisa menjadi ancaman serius.

Virus ASF sangat berbahaya bagi peternakan babi, dikarenakan jika terjangkit virus tersebut dapat berakibat pada kesakitan dan kematian pada ternak babi dengan tingkat mencapai 100 persen.*

Baca juga: Afrika Selatan Konfirmasi Korban Tewas Pertama Flu H1N1

Baca juga: Kasus Flu Babi Pertama Afrika Barat di Pantai Gading

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019