Wanita pelukis asal Indonesia, Sasya Tranggono menggelar pameran tunggal yang bertema "From Indonesia with Love” yang diadakan di Museu do Oriente, Lisabon, Portugal, mulai 10 Oktober hingga 17 November mendatang.
Keterangan dari KBRI Lisabon, yang diterima Sabtu menyebutkan pameran yang difasilitasi KBRI Lisabon, menampilkan 15 karya lukisan bertemakan wayang, batik, dan kupu-kupu. Pameran juga menyertakan tiga instalasi wayang golek berukuran manusia.
Dalam pameran ini, Sasya mempersembahkan lukisan yang berjudul The Last Supper (Perjamuan Terakhir) dengan menggunakan tokoh wayang sebagai objek lukisan, berbeda dari lukisan The Last Supper karya Leonardo da Vinci.
Baca juga: Sajian kuliner Indonesia jadi sarana promosi di Portugal
Sasya, yang mengenal dunia seni rupa di Vrije Academie Rotterdam Belanda, menjadikan wayang dan batik sebagai sumber inspirasi utama karyanya. Melalui karya lukis, ia ingin memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada dunia.
Pameran ini menampilkan hasil karya mengenai perjalanan hidup Sasya Tranggono sebagai seorang wanita, khususnya ketika masih anak dan ketika menjadi seorang ibu. Sasya Tranggono juga bercerita tentang arti penting dalam sebuah proses, yang tergambar pada lukisan kupu-kupu.
Baca juga: Awang menunggang gelombang diplomasi Indonesia di Portugal
Direktur Museu do Oriente, João Amorim mengatakan pameran tunggal ini digelar di Portugal untuk pertama dengan menghadirkan pelukis Indonesia. Menurut dia, tema wayang dan batik merupakan hal yang menarik bagi publik Portugal.
Museu do Oriente adalah museum terbesar menampilkan budaya Asia di Portugal. Khusus Indonesia, Museu do Oriente memiliki beberapa koleksi wayang, topeng Bali, dan beberapa kain tradisional Indonesia yang mengisi ruang pameran di Museu do Oriente.
Pameran lukisan dibuka Dubes RI Lisabon, Ibnu Wahyutomo, dengan pertunjukan tari Rama Sinta, tari kreasi yang memadukan unsur budaya Jawa dan Bali yang dikemas dinamis melalui pengembangan gerak tradisi.
Baca juga: KBRI Lisabon meriahkan "Festival de Setembro" di Portugal
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019