Dalam persaingan global saat ini maka tidak ada kata lain selain daya saing
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mendorong ekosistem industri kreatif Indonesia agar menghasilkan produk-produk dengan desain berkualitas, sehingga mampu mendorong dan meningkatkan citra positif produk Indonesia di dalam dan khususnya di luar negeri.
Untuk itu, Kemenperin menggelar Indonesia Good Design Selection (IGDS) 2019 dengan mengusung tema “Indonesian Design Goes Global” yang menantang para desainer produk-produk industri dalam negeri.
“Era perdagangan bebas telah menimbulkan persaingan antara produk dalam negeri dengan produk-produk dari negara maju maupun negara – negara berkembang. Dalam persaingan global saat ini maka tidak ada kata lain selain daya saing yang harus terus ditingkatkan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin.
Baca juga: Kemenperin siap jaga mutu produk IKM
Menperin menyampaikan produk yang mampu bersaing secara global adalah produk yang mengedepankan nilai-nilai inovatif, kreatif, berkualitas, dan orisinal, yang salah satunya dapat direpresentasikan dalam suatu desain.
Menurut Menperin, desain merupakan elemen penting yang mampu memberikan nilai tambah suatu produk, baik dari sisi penampilan maupun fungsi. Dengan desain yang baik, suatu produk akan memiliki daya saing dan daya tarik yang lebih baik di mata konsumen.
Ia memaparkan Indonesia adalah negara yang memiliki ragam budaya yang sangat kaya. Hal tersebut merupakan potensi dan modal utama dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Berdasarkan Survei Khusus Ekonomi Kreatif yang dilakukan oleh BPS dan Bekraf, produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif naik setiap tahunnya, dimana PDB Ekraf tahun 2018 diperkirakan mencapai Rp1.105 triliun atau naik sebesar 10 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan kontribusi terbesar pada subsektor kuliner (41,69 persen), fesyen (18,15 persen) dan kriya/craft(15,70 persen).
Baca juga: Pemerintah dorong industri fesyen untuk tingkatkan perekonomian
Peningkatan juga terjadi pada aspek tenaga kerja. Menurut data tahun 2016, sebanyak 16,91 juta orang bekerja di sektor ekonomi kreatif, naik sebesar 5,95 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Nilai ekspor sektor ekonomi kreatif juga cukup menjanjikan, yaitu mencapai 19,99 miliar dolar AS atau sekitar 13,77 persen dari nilai ekspor nasional dengan tiga negara tujuan ekspor utama yaitu Amerika Serikat (31,72 persen), Jepang (6,74 persen), dan Taiwan (4,99 persen).
“Membangun sumber daya manusia yang unggul menjadi fokus dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara maju. Undang-Undang no. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian telah mengamanahkan pembangunan SDM industri untuk menghasilkan SDM yang kompeten guna meningkatkan peran SDM Indonesia di bidang Industri,” papar Menperin.
Baca juga: BEKRAF sebut industri fesyen sumbang 18 persen pendapatan negara
Implementasi industri 4.0 melalui transformasi digital bukan suatu hal yang tidak mungkin dilakukan pada industri kecil dan menengah (IKM), namun hal tersebut perlu upaya bersama dari pemerintah, penyedia teknologi, serta yang terpenting adalah komitmen dari industri kecil menengah itu sendiri.
“Dengan begitu, peran IKM dalam memberikan kontribusi sektor industri terhadap PDB nasional akan meningkat,” ujar Menperin.
Untuk itu, Airlangga menyampaikan selamat kepada seluruh pemenang IGDS 2019, seraya berharap penghargaan tersebut menjadi pemicu serta dorongan untuk berkreasi lebih baik.
“Secara khusus kepada penerima penghargaan Grand Award dan Best Three, yang akan mendapatkan kesempatan mengikuti workshop di Taiwan, saya berharap Saudara melalui kesempatan ini dapat menambah wawasan baru mengenai desain-desain yang berwawasan global serta memperluas jejaring dalam rangka membangun kesuksesan bisnis,” ungkap Airlangga.
Baca juga: Kemenperin bangun wadah digital dukung bisnis industri fesyen
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019