• Beranda
  • Berita
  • Peneliti tidak anjurkan anak konsumsi kerang hijau dari Teluk Jakarta

Peneliti tidak anjurkan anak konsumsi kerang hijau dari Teluk Jakarta

15 Oktober 2019 16:53 WIB
Peneliti tidak anjurkan anak konsumsi kerang hijau dari Teluk Jakarta
Kawat ram berisi 20 kg kulit kerang hijau siap ditebar di perairan Teluk Jakarta, Pantai Ancol, Jakarta Utara, Minggu (6/10/2019).(ANTARA/Laily Rahmawaty)
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University Profesor Etty Riani menyarankan anak-anak tidak mengonsumsi kerang jijau yang berasal dari Teluk Jakarta karena rentan untuk kesehatan.

"Kerang hijau di Teluk Jakarta di dalamnya itu mengandung logam berat yang cukup tinggi, untuk anak-anak justru malah sangat rentan," kata Etty saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Etty telah melakukan penelitian tentang kerang hijau di Teluk Jakarta sejak tahun 2000. Penelitiannya tentang pencemaran kandungan logam berat pada kerang hijau yang meningkat setiap tahunnya.

Pada 2004, Etty telah merekomendasikan kepada Pemda DKI Jakarta bahwa kerang hijau yang ada di Teluk Jakarta tidak layak konsumsi.

"Saya juga menghitung berapa jumlah kerang hijau dari Teluk Jakarta yang boleh dimakan supaya terhindar dari penyakit kanker dan degeneratif non kanker, seperti ginjal, stroke, jantung," kata dosen Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan (MSP) ini.

Baca juga: Peneliti sebut Kerang Hijau Teluk Jakarta cacat
Baca juga: Peneliti sebut Kerang Hijau Teluk Jakarta cocok untuk biofilter


Ia mengatakan, satu ekor kerang hijau bila dikonsumsi anak-anak sudah berlebihan sehingga orang tua harus hati-hati mengawasi jajanan anak.

Hal ini karena anak-anak memiliki alat pencernaan yang masih bagus dibandingkan dengan orang dewasa sehingga penyerapan pada makanan lebih bagus termasuk terserapnya logam yang terkandung dalam kerang hijau.

"Di bandingkan orang dewasa, penyerapan pencernaan anak-anak lebih tinggi. Jadi kalau untuk anak-anak harus hati-hati mengkonsumsi kerang hijau," kata Etty.

Dari hasil penelitiannya, Etty mengatakan kerang hijau yang mengandung timbal (Hg) untuk orang dewasa hanya boleh dikonsumsi 0,007 kilogram (kg) dalam satu Minggu (7 gram). Sedangkan untuk anak-anak hanya dibolehkan 0,002 kg per minggu.

"Ini hasil perhitungan kami, begitu kandungan Hg medingan tidak dikonsumsi sama sekali," kata Etty.

Baca juga: Warga Jakarta kehilangan sumber nutrisi terbaik akibat pencemaran
Baca juga: Kerang Hijau 'senjata' alami jernihkan Teluk Jakarta


Jika diukur dari kandungan Hg yang ada di dalam kerang hijau, jumlah yang boleh dikonsumsi oleh orang dewasa, yakni 0,004 kg per minggu atau lebih rendah lagi, karena kandungan Hg yang tinggi. Sedangkan untuk anak-anak 0,0001 kg per minggu.

"Jadi mendingan tidak usah dikonsumsi. Untuk apa? Cari yang lain saja," katanya.

Ia menyarakan jika masyarakat ingin mengonsumsi kerang hijau sebaiknya membeli dari luar Teluk Jakarta.

Karena tidak semua kerang hijau tercemar logam berat. Di perairan lain seperti dari perairan Cirebon kerangnya hijau masih bisa dikonsumsi.

"Salah satu wilayah yang diamati seperti Cirebon, kerang hijaunya masih aman untuk dikonsumsi," kata Etty.

Baca juga: Pencurian jadi tantangan restorasi kerang hijau di Ancol
Baca juga: Ancol jadi kawasan restorasi kerang hijau pertama di Indonesia


Kerang hijau tanpa kandungan logam berat di dalamnya adalah makanan paling sehat. "Karena di dalam kerang bukan hanya terdapat asam amino, proteinnya juga tinggi," katanya. 

Asam amino yang ada di kerang hijau sangat lengkap, asam lemak tidak jenuh juga cukup tinggi. Begitu pula kandungan omega-3 dan omega-6 juga tinggi.

Kerang hijau juga jadi makanan yang digemari masyarakat, dijual mulai dari pedagang kaki lima berkeliling hingga sekitar sekolah dan pasar hingga restoran di hotel berbintang.
Baca juga: Jernihkan Teluk Jakarta 3 ton kulit Kerang hijau ditebar di Ancol
Baca juga: 32 warga Cirebon keracunan kerang hijau

 

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019