Mendagri sesali terjadinya OTT Kepala Daerah

16 Oktober 2019 13:47 WIB
Mendagri sesali terjadinya OTT Kepala Daerah
Foto Dok - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Istana Wakil Presiden Jakarta, Selasa (15/10/2019). (ANTARA FOTO/Fransiska Ninditya)

Saya sudah berkali-kali mengingatkan dengan KPK agar Kepala Daerah berhati-hati pada area rawan korupsi. Perancangan anggaran saya ingatkan, dana hibah dan bantuan sosial juga hati-hati. Pembelian barang dan jasa, retribusi pajak dan jual beli jabata

Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menyesalkan terjadinya kasus operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Kepala Daerah, di mana yang terkini adalah tertangkapnya Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin pada Rabu.

"Saya sudah berkali-kali mengingatkan dengan KPK agar Kepala Daerah berhati-hati pada area rawan korupsi. Perancangan anggaran saya ingatkan, dana hibah dan bantuan sosial juga hati-hati. Pembelian barang dan jasa, retribusi pajak dan jual beli jabatan. Sejak awal pertama, sudah saya bicarakan," ujar Tjahjo di Jakarta, Rabu siang.

Baca juga: OTT Bupati Indramayu, Mendagri: Saya hanya bisa mengingatkan yang lain

Hingga kini, Tjahjo mengatakan ada total 119 orang Kepala Daerah tertangkap tangan oleh KPK selama lima tahun menjabat di Kementerian Dalam Negeri.

"119 kepala daerah, itu belum termasuk Kepala Dinas dan teman anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah," ucap Tjahjo.

Dalam pertemuan di Istana beberapa hari lalu, Tjahjo sempat berucap agar mudah-mudahan kejadian OTT Bupati Indramayu menjadi OTT KPK yang terakhir.

Baca juga: OTT Bupati, Mendagri: Sistem tata kelola sudah berjalan

Namun, kasus OTT terjadi lagi, kali ini Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin terkena OTT KPK.

Kendati demikian, Tjahjo tetap yakin kalau KPK tidak mungkin melakukan OTT jika tidak memiliki data yang valid.

Hal itu seperti yang diungkapkan Ketua KPK, Agus Rahardjo saat menjadi pembicara dalam rapat dengan sejumlah pejabat strategis tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/ kota, inspektorat daerah, dan biro keuangan daerah.

"Inti (rapat)-nya, harus terbuka, harus terkoordinasi, sesuai regulasi yang ada. Itu kami minta Ketua KPK juga hadir melandaskan strategi nasional pemberantasan korupsi demi memahami area rawan korupsi," ujar Tjahjo.

Baca juga: Wakil Wali Kota mengaku tidak tahu Wali Kota terkena OTT

Sesuai pemaparan Ketua KPK, Tjahjo mengatakan kalau OTT itu pasti didukung oleh data yang valid dari orang terdekat Kepala Daerah. Tjahjo meyakini kalau KPK tidak mungkin melakukan OTT tanpa didasari bukti yang cukup.

"Laporan masyarakat khususnya yang terdekat dengan Kepala Daerah, itu lah yang menjadi bukti valid adanya OTT KPK," ujar Tjahjo.

Namun, ia berharap KPK tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah sampai ada keputusan final melalui peradilan yang ada.

Baca juga: Wali Kota Medan tiba di KPK jalani pemeriksaan

Baca juga: Wali Kota Medan kena OTT, ruangan kantor gelap dan dijaga ketat

Baca juga: KPK amankan Rp200 juta terkait OTT Wali Kota Medan

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019