Berbeda dengan tema-tema sebelumnya, kali ini IDE juga menargetkan pehobi mainan dan miniatur mobil (diecaster) wanita, dengan logo dan color scheme yang didominasi dengan warna merah muda atau pink.
"Nuansa berwarna pink pada IDE kali ini bertujuan untuk menargetkan pangsa pasar baru di industri diecast, salah satunya kalangan wanita. Karena pameran sebelumnya bukan hanya laki-laki tapi wanita dan anak-anak, " kata Feldani Effendy, Public Relations IDE 2019 dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Feldani menambahkan, jika melihat dari beberapa perhelatan ke belakang, sudah mulai banyak wanita dari berbagai kalangan yang juga menunjukkan minatnya terhadap dunia miniatur mobil ini.
"Banyak ibu-ibu yang bawa anak kecil dan banyak wanita yang datang ke IDE di tahun-tahun sebelumnya. Di instagram pun banyak Youtuber atau vlogger perempuan yang kontennya bergelut di diecast," ujarnya.
Baca juga: Enam inspirasi modifikasi Xpander, model diecast hingga rally
Baca juga: Civic Type-R bercorak batik juara custom diecast 2018
Alasan lain yang menguatkan IDE 2019 untuk mengambil warna pink adalah, mengikuti trennya, diecast dengan warna pink adalah diecast termahal di setiap pameran serupa.
"Selain itu, diecast warna pink adalah yang paling mahal di convention. Kita juga akhirnya mengikuti selera yang ada," pungkasnya.
Sementara itu, gelaran Indonesia Diecast Expo (IDE) 2019 dengan tagline "AMAZIN6" ini akan segera digelar di jelang akhir Oktober mendatang di Hall 3A ICE, BSD City, Tangerang Selatan.
IDE 2019 tak hanya menampilkan koleksi diecast, tetapi akan juga menghadirkan mobil-mobil skala 1:1, lomba balap diecast, lomba custom diecast yang istimewa hingga acara eksklusif dengan para diecaster terkemuka internasional seperti Brendon Vetuskey, Christian Coujin, dan Jun Imai.
Acara yang akan digelar selama dua hari ini memiliki tiket masuk seharga Rp50 ribu rupiah per orang.
Baca juga: Tips memotret diecast
Baca juga: Diecast LaFerrari edisi khusus laku Rp3,1 juta
Baca juga: Ribuan penggemar miniatur mainan padati IDE 2018
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019