Penyelenggaraan terpusat ini dilakukan oleh pihak penyelenggara sebagai upaya efektifitas program-program yang akan dijakankan di JAFF.
"Tidak banyak bioskop single cinema, kalau di Jogja ada Empire XXI. Tahun ini semua film di putar di situ. Ada lima screen yang akan disediakan," kata Ifa Isfansyah selaku direktur festival JAFF dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
JAFF 2019 juga berbenah dari sistem pembelian tiket yang lebih efisien untuk memberikan kemudahan bagi penikmat film yang akan hadir.
"Harapannya kenikmatan untuk mengakses film di JAFF jadi lebih mudah," ujarnya.
JAFF 2019 mengusung tema "Revival" sebagai bentuk panggilan untuk merefleksikan kembali kekayaan sejarah dan peradaban Asia.
Terdapat 107 film dalam program pemutaran yang terbagi menjadi program kompetisi dan non kompetisi, seperti Asian Perspectives, Asian Feature, Light of Asia, JAFF Indonesian Screen Awards, dan Open Air Cinema.
Tercatat sebanyak 23 negara Asia ikut terlibat dalam JAFF 2019, seperti Filipina, Kamboja, Cina, Iran, Korea Selatan, Jepang, Sri Lanka, Bhutan, Jordan, Bangladesh, Tibet, dan masih banyak lagi.
Selain pemutaran film, JAFF 2018 juga menghadirkan program edukasi dengan mengundang Sean O'Neill yang seblumnya pernah terlibat dalam sinematografi film seperti "The Great Wall" (2016), dan "Mulan" (2020).
Baca juga: JAFF 2019 usung tema "Revival"
Baca juga: Indonesia akan selenggarakan Festival Film ASEAN di Arab Saudi
Baca juga: "The Bad Guys" awali Korea Indonesia Film Festival 2019
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019