Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati dalam acara Penyerahan Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) di Kantor Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia di Serang, Banten, Rabu, mengatakan pihaknya menyambut baik dengan melihat kiprah Kopsyah Benteng Mikro Indonesia yang menerapkan lima instrumen pemberdayaan.
“Melihat instrumen pemberdayaan yang diterapkan Kopsyah Benteng Mikro ini cukup menarik, dimana mengkombinasikan antara kegiatan usaha atau bisnis dengan kegiatan sosial,” kata Yuana.
Baca juga: Koperasi dinilai perlu "spin off" dorong konglomerasi sosial
Koperasi beranggotakan 157.875 orang dan akumulasi penyaluran pembiayaan Rp3,8 triliun itu menerapkan lima instrumen pemberdayaan berupa sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan, dan investasi.
Kegiatan sosial kata Yuana sebagai ciri khas dan keunggulan dari kegiatan KSPPS/USPPS Koperasi dalam membangun kebersamaan yang seimbang.
“Kopsyah Benteng Mikro tidak saja memberi manfaat bagi yang membutuhkan layanan penyediaan pembiayaan, juga memberikan bantuan pemberdayaan bagi anggota yang kurang beruntung,” katanya.
Baca juga: Menteri KLH : perhutanan sosial bisa dengan koperasi
Koperasi itu tercatat melakukan kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan bervariasi dengan memberikan bantuan pengembangan usaha, bantuan renovasi perumahan, sarana perbaikan tingkat kesejahteraan anggotanya.
“Dalam hal ini, Kementerian Koperasi dan UKM memberikan apresiasi dan penghargaan, mudah-mudahan ke depan Kopsyah Benteng Mikro Indonesia disamping melanjutkan kegiatan yang sudah berjalan dengan baik, harus juga didukung dengan penerapan prinsip-prinsip pembiayaan syariah sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI,” katanya.
Yuana berharap, Kopsyah Benteng Mikro Indonesia semakin berkembang dan memberikan manfaat, terutama pada saat ini.
Ia menambahkan, Pemerintah telah menyadari pentingnya konsep yang baik dalam penerapan keuangan inklusif, dan praktik Kopsyah Benteng Mikro Indonesia merupakan salah satu contoh baik dalam penerapan keuangan inklusif.
Pada kesempatan itu diserahkan hibah rumah siap huni kepada anggota Kopsyah Benteng Mikro Indonesia yakni seorang janda warga Desa Cakung, Binuang, Serang bernama Tuni (62) yang sudah menjadi anggota koperasi selama 2 tahun.
Pinjaman Tuni sebesar Rp7 juta juga sudah diputihkan dengan pertimbangan kemanusian termasuk karena sang suami telah berpulang.
Tuni adalah warga Cakung yang termasuk kategori Dhuafa dengan 3 anak semuanya berkehidupan serba sulit dan pas-pasan.
Kegiatan sehari-hari Tuni hanyalah menjadi buruh tani ketika musim padi, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan hanya mengharap pemberian dari anak yang tinggal tidak jauh dari rumahnya dan juga pemberian dari para tetangga.
Kondisi rumah bilik Tuni sudah miring ditopang kayu dan atapnya pun sudah pasti bocor saat hujan.
Informasi tentang keadaan Tuni di peroleh dari Staf Lapang dan di teruskan ke Manager KCP, ketika Staf lapang dan MKCP mengunjungi rumah Tuni, keadaan rumahnya ramai karena ternyata suami Tuni baru saja 7 hari meninggal dan sedang dilaksanakan acara sedekahan.
Total biaya Pembangunan Hibah Rumah Siap Huni Rp50.000.000 yang seluruhnya dari Kopsyah Benteng Mikro Indonesia.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019