Duta Besar Jepang untuk ASEAN Akira Chiba mendorong penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) dan mengatakan hal tersebut menjadi agenda penting di Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang akan digelar di Bangkok akhir Oktober nanti.
“Pemerintah Jepang bekerja dengan sangat giat untuk mendapatkan hasil yang baik dari negosiasi RCEP, dan RCEP adalah inisiatif yang tentunya melibatkan banyak negara di kawasan,” kata Akira dalam jumpa pers usai memberikan surat kepercayaan kepada Sekjen ASEAN di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Menteri Ekonomi ASEAN serukan penyelesaian RCEP untuk jaga stabilitas
RCEP sendiri merupakan usul perjanjian dagang bebas antara sepuluh negara anggota ASEAN dan beberapa negara Asia-Pasifik yang memiliki perjanjian dagang bebas (free trade agreement/FTA) dengan ASEAN.
Negara-negara yang terlibat adalah anggota ASEAN yakni Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, serta negara-negara mitra dagang yaitu China, Republik Korea, Jepang, India, Australia dan Selandia Baru.
Baca juga: Penyelesaian RCEP bantu ASEAN kelola ketegangan perdagangan
“Kami yakin RCEP dapat rampung pada akhir tahun ini dan ini adalah agenda yang sangat penting,” kata Dubes Akira.
Sebelumnya, pihak Kementerian Luar Negeri RI pun telah mengungkapkan harapan akan penyelesaian RCEP pada akhir tahun ini.
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Jose Tavares mengatakan penyelesaian negosiasi perjanjian RCEP sangat penting, mengingat adanya dinamika dan kencenderungan proteksionisme yang dapar melemahkan semangat kerja sama multilateralisme.
Baca juga: Menteri ASEAN sepakat subtansi RCEP selesai tahun ini
“RCEP kalau berhasil dicapai kesepakatan merupakan capaian besar karena mencakup pasar dengan populasi 3,5 miliar orang, 31 PDB dunia dan 30 persen perdagangan dunia,” kata Jose pada bulan Juni lalu.
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019