• Beranda
  • Berita
  • Ada batik berlandaskan Yin dan Yang di Crafina 2019

Ada batik berlandaskan Yin dan Yang di Crafina 2019

19 Oktober 2019 20:31 WIB
Ada batik berlandaskan Yin dan Yang di Crafina 2019
Ninuk, pemilik De'Youl Batik asal Ungaran, Semarang, Jawa Tengah di pameran Crafina 2019, Jakarta Convention Center (Jakarta Convention Center), Sabtu (19/10/2019). (ANTARA News/Nanien Yuniar)
Booth-booth yang menjual batik bertaburan di pameran produk industri kreatif Crafina 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu. Tapi ada satu yang menarik perhatian karena warnanya hanya terdiri dari hitam dan putih.

Kain, kemeja, busana luaran hingga pashmina yang dipamerkan di booth tersebut hanya terdiri dari dua warna.

Ninuk, pemilik De'Youl Batik asal Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, menuturkan Yin dan Yang adalah inspirasi yang membuatnya meniti jalan berbeda dari pengrajin batik yang warnanya lebih bervariasi.

"Hitam dan putih itu kepastian, iya ya iya, enggak ya enggak, tegas," ujar Ninuk pada ANTARA ditemui di boothnya, Sabtu.

Kisaran harganya bervariasi, mulai dari Rp250.000 hingga Rp10 juta, tergantung dari bahan hingga lama pembuatan.

Pembeli yang berdompet tebal dapat membeli busana batik tulis dari bahan sutra, sedangkan yang ingin lebih kasual bisa memilih baju-baju berbahan katun yang relatif lebih terjangkau.

Baca juga: Hari ini ada festival Habibie dan Crafina 2019

Baca juga: Batik ala Gibran diprediksi akan jadi tren


Selain motif-motif seperti Sekar Jagad, Ninuk juga membuat motif lain yang lebih modern, sederhana tapi menarik saat dikenakan.

"Sekarang temanya daun pisang," kata dia sambil menunjuk kain-kain bermotif daun pisang.

Alasannya sederhana, kawasan rumahnya yang juga jadi tempat kerja para pengrajin banyak ditumbuhi pohon pisang.

Bisnis yang dirintis sejak 2009 ini sudah dipamerkan dan dijual ke berbagai negara, seperti Singapura, China, Jepang, Belgia dan Rusia.

Ninuk sudah punya strategi dalam menggaet pasar berbeda. Dia menyesuaikan bahan, motif hingga model busana agar cocok dengan selera pembeli di negara lain.

"Di Jepang saya bikin kimono, gambarnya dibuat sesuai pangsa pasar, misalnya geisha," kata dia.

Di Rusia, pembeli lebih suka membeli busana luaran, sementara pembeli di China biasanya lebih memilih bahan sutra berkualitas.

Ninuk adalah salah satu dari 357 perusahaan kerajinan Indonesia yang mengikuti pameran Crafina 2019. Tak cuma batik, produk berbasis tekstil, kayu, batu-batuan, logam, mineral, fiber dan kulit juga dipamerkan di sini.

Dengan tema "From Natural Resources to Creative Product for Lifestyle“, acara ini diharapkan mengangkat originalitas produk kerajinan Indonesia memanfaatkan sumber daya alam yang berkecukupan di Indonesia dalam menghasilkan produk-produk kerajinan unggulan.

Baca juga: Desainer mancanegara bakal unjuk gigi di Crafina 2019

Baca juga: Crafina 2019 targetkan transaksi Rp20 miliar

Baca juga: Mufidah Kalla ingin industri kerajinan tingkatkan daya saing

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019