Tenda milik pendaki juga sudah hancur. Mereka tidak mengalami cedera sama sekali, hanya kedinginan namun tidak sampai mengalami hipotermia
Empat pendaki Gunung Marapi yang berlokasi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang terjebak badai pada Sabtu(19/10), sejak Minggu pagi dalam proses evakuasi petugas SAR.
"Ada empat orang pendaki, informasinya dari Provinsi Riau, pagi ini dalam proses evakuasi," kata Koordinator Pos SAR Kabupaten Limapuluh Kota, Robi Saputra saat dihubungi dari Bukittinggi, Minggu.
Ia menjelaskan pada Sabtu (19/10) sekitar pukul 22.00 WIB pihaknya menerima informasi bahwa empat pendaki terjebak badai di Gunung Marapi yang berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan meminta bantuan untuk evakuasi.
Pos SAR Kabupaten Limapuluh Kota berkoordinasi dengan Bukittinggi Rescue Team (BRT) berupaya melakukan evakuasi dan sebanyak 12 personel melakukan pendakian sekitar pukul 23.00 WIB lebih.
Tim evakuasi berhasil menemukan pendaki pada Minggu (20/10) pagi di Puncak Abel sekitar pukul 07.00 WIB dalam keadaan basah dan kedinginan.
"Tenda milik pendaki juga sudah hancur. Mereka tidak mengalami cedera sama sekali, hanya kedinginan namun tidak sampai mengalami hipotermia," katanya.
Untuk membantu memulihkan kondisi, tim memberikan penanganan awal dengan memberikan minuman hangat dan menghangatkan badan dengan perlengkapan yang dibawa.
Dalam proses evakuasi, katanya, tim menemukan ada banyak pendaki yang juga mendaki Marapi namun yang meminta bantuan hanya empat orang tersebut.
Informasi yang diterima, salah satu pendaki adalah keponakan dari Wakil Gubernur Riau atas nama Satria (22) dan rekannya yang lain yaitu Rahmad Taufik (22), Fajri (22) dan Aditya (22).
"Hingga pukul 10.30 WIB ini masih proses evakuasi dari atas. Kondisi empat pendaki baik-baik saja dan sanggup melakukan perjalanan turun," demikian Robi Saputra.
Baca juga: Lima pendaki yang tersesat di Marapi ditemukan
Baca juga: Pendaki terakhir ditemukan hidup di Gunung Marapi
Baca juga: Pendaki yang hilang di Marapi, kurang persiapan
Pewarta: Syahrul Rahmat
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019