Superyacht Tranquility, yang sebelumnya dikenal sebagai Equanimity, saat ini dimiliki oleh operator resort Genting Malaysia Bhd --yang membelinya dari pemerintah Malaysia pada bulan April seharga 126 juta dolar AS.
Kapal mewah tersebut merupakan salah satu aset yang diduga dibeli oleh pemodal yang kini menjadi buron, Low Taek Jho, dan rekan-rekannya dengan uang yang dikutip dari 1Malaysia Development Berhad (1MDB), menurut penyelidik AS dan penyelidik.
Kapal pesiar berukuran 300 kaki itu memiliki interior berlapis marmer, klub pantai, pemandian Turki, kolam renang 20 meter persegi, dan helipad, menurut sebuah daftar oleh broker Camper & Nicholsons.
Daftar tersebut tidak mengungkapkan harga yang diminta untuk kapal pesiar.
Camper & Nicholsons dan Genting tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Kapal pesiar tersebut juga tersedia dengan biaya sewa 1,1 juta pound ( 1,43 juta dolar) seminggu, menurut daftar.
Tidak jelas berapa lama yacht itu telah dijual. Laporan media pada hari Sabtu mengatakan bahwa Genting meminta 200 juta dolar untuk kapal pesiar.
1MDB, dana yang sekarang tidak berfungsi, sedang diselidiki oleh setidaknya enam negara untuk kasus pencucian uang dan korupsi.
Departemen Kehakiman AS mengatakan sekitar $ 4,5 miliar yang disedot dari 1MDB digunakan oleh Low dan rekan-rekannya untuk membeli kapal pesiar, jet pribadi, serta lukisan Picasso, perhiasan, dan real estat.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad, setelah kemenangannya yang menakjubkan dalam pemilihan tahun lalu, telah bersumpah untuk memulihkan uang yang diduga dicuri dari 1MDB.
Polisi Malaysia telah mengeluarkan surat perintah penangkapan dan mengajukan tuntutan pidana terhadap Low, tetapi keberadaannya tidak diketahui. Low telah berulang kali membantah melakukan kesalahan.
( 1dolar = 0,7710 pound)
Sumber: Reuters
Baca juga: KPK Malaysia tunggu pengembalian uang 1MDB Rp1,4 triliun
Baca juga: Pengadilan Malaysia tunda sidang mega 1MDB yang menyeret Najib Razak
Baca juga: Anak tiri mantan PM Malaysia didakwa pencucian uang
Pewarta: Maria D Andriana
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019