"Saya kira tepat ya, karena keduanya beririsan, meski tidak semua sub-sektor industri kreatif bisa dikaitkan dengan wisata. Sosok Pak Wishnutama juga tepat memimpin Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sebagai praktisi bidang kreatif, Pak Wishnu bisa memperkuat story destinasi dan kemasan event tourism. Tinggal ditopang dengan tim pemasaran yang hebat, meneruskan ekspansi pemasaran yang telah diletakkan sistemnya dengan sangat bagus oleh Pak Arief Yahya," katanya kepada wartawan di Banyuwangi, Rabu.
Menurut Anas, jika pariwisata dan ekonomi kreatif digabung dalam satu kementerian akan tercipta efektivitas kerja dan pejabat bidang ekonomi kreatif nantinya bisa fokus membangun ekosistem ekonomi kreatif berkelanjutan di destinasi.
Baca juga: Bintang Puspayoga yakin persoalan perempuan dan anak bisa teratasi
Selama ini, lanjutnya, hal itu memang sudah dijalankan oleh Badan Ekonomi Kreatif dan hasilnya juga bagus, namun demikian jika digabung dalam satu koordinasi kementerian akan lebih akseleratif.
Azwar Anas mencontohkan, bagaimana pengembangan ekosistem sejumlah sub-sektor ekonomi kreatif, seperti fesyen, seni pertunjukan, kuliner, dan musik bisa menggenjot kinerja bidang pariwisata, serta juga bagaimana objek wisata dikembangkan dengan pendekatan arsitektur yang baik.
"Kalau ekosistem kreatif itu terbentuk bisa mengakselerasi pengembangan pariwisata. Dan intinya itu bisa memberdayakan pelaku pariwisata, menambah kesejahteraannya. Misalnya jika musik etnik dan seni pertunjukan seperti tari semakin bagus dan jadi atraksi di destinasi, kan sanggar-sanggar seni hidup. Saya kira Pak Wishnu bisa menggarap itu menjadi global standar," ujarnya.
Azwar Anas juga menekankan pentingnya pengembangan ekonomi kreatif berbasis masyarakat desa untuk mengakselerasi pariwisata.
Baca juga: Menag diminta gunakan pendekatan dialog edukatif tahan radikalisme
"Ke depan perlu diperkuat sentuhan terstandar pada sub-sektor sub-sektor ekonomi kreatif yang selama ini menopang pariwisata. Tapi tetap harus berbasis masyarakat desa, tidak boleh semata-mata hanya asal berstandar global, tapi tidak membangun partipasi masyarakat lokal," ucapnya.
Kata Azwar Anas, ada 16 sub-sektor ekonomi kreatif yang sejatinya bisa menopang pengembangan pariwisata, mulai aplikasi dan pengembangan permainan, arsitektur, desain produk, fesyen, desain interior, desain komunikasi visual, seni pertunjukan, film, animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni rupa, serta televisi dan radio, semuanya bisa dikaitkan dengan pariwisata.
Namun, kata dia, tentu tidak semua bisa difokuskan pengembangannya untuk menopang pariwisata.
"Ada kekhawatiran pelaku ekonomi kreatif bahwa jika digabung seolah-olah semua sub-sektor kreatif didedikasikan untuk pariwisata, tentu tidak seperti itu saya kira. Bahwa ekonomi kreatif menunjang pariwisata, memang iya, tapi pasti tidak semuanya untuk mengejar target pariwisata. Saya kira Pak Wishnutama paham soal itu, jadi pelaku kreatif tidak perlu khawatir," ujarnya.
Baca juga: Menkes Terawan segera rapat untuk cari permasalahan dan solusi
Baca juga: Karangan bunga berdatangan di RSPAD ucapkan selamat ke dr Terawan
Pewarta: Masuki M. Astro/Novi Husdinarianto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019