Oleh karena itu sangat penting untuk mencetak tenaga kerja konstruksi berkualitas agar pembangunan infrastruktur dapat berjalan lancar, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar percepatan sertifikasi dan bimbingan teknis bagi 11.250 tenaga kerja konstruksi.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur dan penyiapan sumber daya manusia konstruksi nasional merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dapat pendorong pertumbuhan ekonomi baik lokal, regional maupun nasional.
"Oleh karena itu sangat penting untuk mencetak tenaga kerja konstruksi berkualitas agar pembangunan infrastruktur dapat berjalan lancar, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Syarif di Jakarta, Kamis.
Untuk menghasilkan SDM atau tenaga kerja konstruksi berkualitas tersebut, tiada cara lain kecuali melalui proses sertifikasi kompetensi, sebagaimana tertuang pada Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017 Pasal 70 yang mengatur bahwa setiap Pekerja Konstruksi yang bekerja di sektor Konstruksi wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja.
Pemerintah menyadari pentingnya peningkatan kapasitas SDM masyarakat konstruksi Indonesia baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
“Tugas kita bersama untuk memberikan perhatian serius untuk mewujudkan ketahanan masyarakat jasa konstruksi nasional, salah satunya melalui peningkatan daya saing dan produktivitas para pekerja konstruksi nasional atau dengan kata lain Penyiapan SDM Kontruksi Indonesia yang Pro-KompetenS (Profesional, Kompeten, dan Bersertifikat)," katanya.
Baca juga: Menteri PUPR: Sertifikasi konstruksi penting untuk daya saing global
Baca juga: Tenaga kerja konstruksi wajib miliki sertifikat kompetensi kerja
Kegiatan percepatan sertifikasi dan bimbingan teknis ini diselenggarakan di 120 Lokasi Proyek yang tersebar di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten serta dilaksanakan sebanyak dua Periode.
Kegiatan periode pertama dilaksanakan pada 16 September - 24 Oktober 2019 yang diikuti sebanyak 10.014 orang. Sedangkan periode kedua pada 25-31 Oktober 2019 akan dilaksanakan Kegiatan Sertifikasi, dan TOT Calon Instruktur Perguruan Tinggi yang diikuti sebanyak 1.100 Peserta.
Uji kompetensi dan sertifikasi meliputi jabatan kerja. antara lain tukang, mandor, drafter, surveyor, operator, pelaksana dan pengawas, dan Tenaga Terampil yang sehari-harinya melakukan Pemeliharaan Rutin Infrastruktur PUPR di DKI Jakarta.
Sementara untuk level tenaga ahli konstruksi diberikan Bimbingan Teknis Keahlian Konstruksi Bidang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Konstruksi (SMK3), Administrasi Konstrak (AK), Manajemen Konstruksi (MK), Beton Pracetak Prategang Elevated dan Beton Pracetak Highrise Building.
Selain itu juga dilakukan penyiapan Dosen Politeknik dan Perguruan Tinggi sebagai Calon Instruktur Pembekalan Modul Tambahan Lulusan Fresh Graduate yang selaras dengan Kebutuhan Industri Konstruksi Nasional, serta Uji Kompetensi dan Sertifikasi Lulusan Vokasional/Politeknik (D.III Bidang Konstruksi).
Baca juga: PUPR terima rekor MURI sertifikasi 16.000 tenaga kerja konstruksi
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019