Jika ditotal, porsi kredit UMKM mencapai 77,6 persen dari keseluruhan kredit BRI
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebanyak Rp77,26 triliun kepada 3,6 juta debitur selama periode Januari hingga September 2019.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa jumlah tersebut setara dengan 88,83 persen dari target alokasi penyaluran KUR BRI sepanjang 2019 Rp86,97 triliun.
"BRI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp77,26 triliun kepada 3,6 juta debitur,” katanya di Gedung BRI Jakarta, Kamis.
Baca juga: BRI salurkan KUR mikro ke nasabah Mekaar
Ia melanjutkan BRI secara konsolidasi telah menyalurkan kredit senilai Rp903,14 triliun atau tumbuh 11,65 persen hingga akhir September 2019, lebih tinggi dari industri yang sebesar 8,59 persen dengan non performing loan (NPL) 3,08 persen.
“Segmen mikro tumbuh 13,23 persen (yoy) dengan proporsinya mencapai sepertiga dari keseluruhan kredit BRI,” ujarnya.
Ia merinci kredit mikro BRI tercatat senilai Rp301,89 triliun, kredit konsumer BRI Rp137,29 triliun atau tumbuh 7,85 persen (yoy), kredit ritel dan menengah Rp261,67 triliun atau tumbuh 14,8 persen (yoy) dan kredit korporasi BRI Rp202,30 triliun.
“Jika ditotal, porsi kredit UMKM mencapai 77,6 persen dari keseluruhan kredit BRI, angka ini berhasil kami tingkatkan secara perlahan dan targetnya proporsi kredit UMKM bisa mencapai 80 persen pada 2022," ujarnya.
Sunarso menuturkan pihaknya kini sedang giat untuk melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan penetrasi penyaluran kredit dengan menjadikan sektor mikro sebagai target utama.
Ia menjelaskan upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan kapasitas anggota Rumah Kreatif BUMN (RKB) BRI, program BRIncubator, pembentukan kluster unggulan di setiap kantor cabang BRI dan seluruh Indonesia, serta pemberdayaan penerima Kartu Tani dan Kartu Kusuka (Kartu Usaha Kelautan dan Perikanan).
Baca juga: Kemenko: Realisasi KUR capai Rp102 triliun hingga Agustus 2019
Selain itu, Sunarso juga mengatakan mengenai Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan BRI yang berhasil menghimpun dana sebesar Rp959,24 triliun atau tumbuh 9,91 persen (yoy) lebih tinggi daripada industri sebesar 7,62 persen.
Tak hanya itu, pertumbuhan juga terjadi pada giro BRI yakni sebesar 21,77 persen (yoy) menjadi Rp171,85 triliun, tabungan BRI sebesar 9,20 persen (yoy) menjadi Rp384,02 triliun, dan deposito turut tumbuh 6,16 persen (yoy) menjadi Rp403,37 triliun.
“Pertumbuhan giro dan tabungan yang lebih tinggi dibanding deposito mampu mendongkrak dana murah (CASA) BRI yaitu pada kuartal III-2019 tercatat 57,95 persen yang meningkat dibanding periode sebelumnya pada 2018 sebesar 56,46 persen,” jelas Sunarso.
Sementara itu, dari sisi fee based income (FBI) hingga akhir September 2019, mampu tumbuh double digit sebesar 12,03 persen (yoy) atau Rp9,74 triliun dibandingkan dengan kuartal III periode sama pada 2018 yakni Rp8,69 triliun.
Sebelumnya pada Rabu (16/10), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2014-2019 Darmin Nasution mengatakan bahwa pemerintah menargetkan penyaluran KUR untuk 2019 sebesar Rp140 triliun dan realisasinya hingga 31 Agustus baru di angka Rp102 triliun yang diberikan kepada 3,4 juta debitur.
Baca juga: Menko Darmin imbau e-commerce bantu capai target KUR 2019
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019