Stefer sebelum menang atas Adrian mengalami kekalahan empat kali secara beruntun, bahkan kondisi membuat petarung kelahiran Jakarta ini sedikit mengalami penurunan kemampuan karena cedera.
Dengan meraih kemenangan mutlak pada tiga ronde yang dipertandingkan, Stefer terlihat emosional. Bahkan sempat tidak bisa menyampaikan kata-kata setelah wasit memberikan keputusan kemenangan mutlak.
"Rasanya saya sangat senang bisa juara di Jakarta, tempat kelahiran saya," kata petarung berusia 32 tahun itu dengan terbata-bata.
Baca juga: Adrian Mattheis incar kemenangan atas Stefer Rahardian di Istora
Pertarungan antar petarung Indonesia ini terbilang ketat sejak ronde pertama. Dukungan dari publik Jakarta membuat keduanya bersemangat. Namun cukup disayangkan karena tidak ada pertandingan terbuka karena mayoritas bermain bawah (gulat).
Pada ronde pertama, Stefer dan Adrian bermain agresif. Keduanya saling memberikan kuncian. Di ronde kedua, Papua Badboy, sapaan Adrian, mencoba melepaskan tendangan ke arah perut Stefer.
Namun, Stefer yang lebih berpengalaman, sudah berusia 32 tahun, mencoba mengunci Adrian hingga ronde kedua berakhir. Di ronde terakhir, Adrian sempat melepaskan tendangan yang mengenai wajah Stefer.
Stefer sempat mental ketika Adrian melepaskan tendangan dua kaki sambil tiduran. Untungnya, Stefer masih bisa bertahan dan melakukan kuncian kepada Adrian hingga keputusan wasit berpihak ke Stefer.
"Orang yang sebelumnya kalah pasti akan menantikan kemenangan. Dan di sini saya bisa karena sejak awal saya tidak mau kalah. Saya dan yang lain ingin membawa Indonesia lebih berjaya," kata Stefer menambahkan.
Petarung dari Bali MMA itu mengakui jika pertarungan melawan Adrian sarat gengsi karena sama - sama ini menunjukkan kemampuan terbaiknya. Stefer mengakui Adrian sangat potensial, namun dirinya menang dari segi pengalaman.
Baca juga: Stefer Rahardian dihantui kekalahan beruntun di laga One Championship
Baca juga: Adrian-Stefer berebut predikat petarung terbaik Indonesia di One Champ
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019