Mahasiswa kelahiran 14 Maret 1998, Desa Awalo Indah, Kecamatan Buke, Kabupaten Konawe Selatan, itu lulus dengan predikat pujian, dengan IPK 3,97 dengan masa studi 3 tahun 8 bulan.
Anak kedua dari dua bersaudara ini mengatakan agar bisa menjadi seperti dirinya, seorang mahasiswa harus rajin dan selalu memperhatikan setiap arahan yang diberikan dosen serta rajin ke kampus.
"Predikat yang saya raih ini saya persembahkan untuk kedua orang tua, keluarga serta orang-orang yang selalu mendukung saya selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi UHO," kata Martinus dengan wajah terharu.
Baca juga: UHO gelar tabur bunga atas gugurnya mahasiswa dalam aksi demo
Baca juga: KBM UHO berduka, mahasiswa gelar Shalat Ghaib
Martinus menceritakan pola belajar yang dia terapkan sehingga mendapat predikat lulusan terbaik sangat unik, namun karena ketekunanlah sehingga bisa bisa meraih cumlaude pada wisuda ke-83, Kamis 31 Oktober 2019.
"Sebenarnya saya senang bermain bola dan sering nonton bola subuh, kebetulan saya itu insomnia, jadi dari pada kosong menunggu pertandingan bola, lebih baik saya belajar di waktu kosong itu," katanya.
Martinus berpesan kepada adik-adik juniornya apabila menghadapi masalah saat perkuliahan agar selalu sabar dalam cobaan, berbahagia dalam harapan, dan selalu tekun dalam doa.
"Setelah ini, rencana saya mau lanjut Program Pascasarna atau S2 di Institut Pertanian Bogor," katanya.*
Baca juga: Mahasiswa UHO Kendari duduki Gedung Rektorat
Baca juga: Mahasiswa UHO demo DPRD terkait mahalnya uang kuliah
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019