• Beranda
  • Berita
  • Bina Marga memodifikasi kerapatan "bolar" penghalau kendaraan

Bina Marga memodifikasi kerapatan "bolar" penghalau kendaraan

1 November 2019 12:28 WIB
Bina Marga memodifikasi kerapatan "bolar" penghalau kendaraan
Bolar atau tiang penghalau terpasang di trotoar Jalan Raya Matraman, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (1/11/2019). Bolar berfungsi mensterilkan lintasan trotoar dari gangguan seperti kendaran bermotor, pedagang kaki lima, hingga patkir liar. (ANTARA/Andi Firdaus)
Suku Dinas Bina Marga Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, sedang memodifikasi tingkat kerapatan bolar atau tiang penghalau untuk mensterilkan trotoar dari kendaraan bermotor.
 
"Trotoar di Jakarta Pusat sudah ada penggunaan bolar yang dipasang menuju akses masuk trotoar. Saat ini kita sedang coba di lokasi revitalisasi trotoar di Jatinegara," kata Kepala Satuan Pelaksana Bina Marga Jatinegara, Cahyo Edi Wibowo di Jakarta, Jumat.
 
Menurut Cahyo, revitalisasi trotoar di Jatinegara sudah mencapai tahap 85 persen rampung.
 
Trotoar tersebut berdiri di Jalan Raya Otista dan eks bangunan Kodim depan Stasiun Jatinegara.
 
"Sedang dimodifikasi jarak antarbolar agar dipersempit supaya motor tidak bisa masuk," katanya.

Baca juga: Pelebaran trotoar dinilai sebagai solusi atasi kemacetan di DKI
Baca juga: Bina Marga DKI tunjuk Jakpro bangun utilitas bawah tanah
 
Kebijakan itu dalam rangka menyikapi laporan masyarakat atas upaya penyalahgunaan fungsi trotoar.
 
"Fungsinya untuk pejalan kaki, bukan pangkalan liar ojek atau pedagang liar," katanya.
 
Proses modifikasi untuk menentukan kerapatan antarbolar bukan hal yang mudah, sebab semakin rapat jaraknya, semakin menyulitkan pengguna kursi roda dari kalangan disabilitas untuk melintas.
 
"Desain bolar bukan cuma motor atau mobil, pengguna kursi roda juga harus bisa masuk. Saat didesain untuk menghalau motor, kursi roda tidak bisa masuk," katanya.

Cahyo menambahkan,  kalangan disabilas memiliki hak prioritas menggunakan trotoar melalui jalur kuning yang tersedia.

"Sebenarnya trotoar ini sudah kita desain sedemikian rupa bentuknya agar aman bagi penggunanya. Tapi kembali lagi, semua tergantung kesadaran masyarakatnya," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019