"Rudi 'kuda hitam' dalam Pilkada Kepri jika berani meninggalkan 'singgasana' di Batam yang masih tersisa satu tahun," ucap Bismar di Tanjungpinang, Sabtu.
Bismar tidak merasa terkejut ketika dalam beberapa hari ini Rudi mendaftar sebagai calon gubernur dan wakil gubernur di Partai Nasdem, Partai Golkar dan Partai Gerindra. Sikap politik Rudi itu cukup realistis lantaran peluang untuk memenangkan Pilkada Kepri 2020 cukup besar setelah Gubernur Kepri nonaktif ditangkap KPK.
"Peta politik berubah setelah Nurdin ditimpa musibah. Masing-masing kandidat pasti ingin menangkap peluang, termasuk Rudi," tutur Bismar yang juga mantan Dekan FISIP Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.
Menurut dia, Rudi memiliki posisi tawar yang tinggi karena lebih dari 50 persen pemilih di Kepri tinggal di Batam. Jabatan sebagai Wako Batam dan Ketua FTZ Batam menguntungkan diri karena akses terbuka untuk mendapat dukungan dari masyarakat dan pengusaha.
Dengan kondisi itu, posisi tawar Rudi dalam Pilkada Kepri 2020 diprediksi tinggi, terlepas apakah dirinya bersedia menjadi calon wakil gubernur atau tidak.
Kekuatan politik pihak yang berpasangan atau mendampingi Rudi akan semakin kuat. Contohnya, Rudi-Ansar Ahmad atau Ansar-Rudi, Ismeth Abdullah-Rudi, Soerya Respationo Rudi.
Sementara Pelaksana Tugas Gubernur Kepri Isdianto memiliki potensi untuk mendapatkan posisi tawar yang tinggi, namun tersandera oleh PDIP yang kemungkinan mengusung Soerya sebagai cagub. Isdianto yang juga Dewan Penasehat PDIP Kepri akan mendampingi Soerya jika diizinkan oleh pengurus pusat.
"Akses Isdianto untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas cukup besar karena menjabat sebagai kepala daerah," katanya.
Baca juga: Empat kandidat kepala daerah tandatangani kontrak politik dengan Kadin
Baca juga: Nasdem Batam buka pendaftaran calon kepala daerah
Baca juga: KPU Kepri siap laksanakan 7 Pilkada 2020
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019