• Beranda
  • Berita
  • Menristek minta Batan agresif kampanyekan nuklir aman

Menristek minta Batan agresif kampanyekan nuklir aman

4 November 2019 16:43 WIB
Menristek minta Batan agresif kampanyekan nuklir aman
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro (kiri) dan Kepala Batan Anhar Riza Antariksawan di kompleks Batan, Jakarta Selatan, Senin (4/11/2019). ANTARA/Prisca Triferna/am.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mendorong Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) untuk melakukan kampanye keamanan nuklir dengan lebih agresif.

"Baik Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) maupun Batan sama-sama bersinergi bahwa nuklir itu aman. Kita tidak bisa mengasumsikan bahwa orang itu pasti mengerti (tentang nuklir)," ujar Menristek Bambang ketika berkunjung kr Batan, Pasar Jumat, Jakarta Selatan, Senin sore.

Mantan kepala Bappenas itu mengambil contoh bagaimana masyarakat kebanyakan mengetahui mengenai kejadian terkait nuklir melalui pemberitaan tentang kejadian Chernobyl di Ukraina dan Fukushima di Jepang.

Karena itu, ujar dia, masyarakat perlu diyakinkan bahwa nuklir itu dibutuhkan terutama untuk energi dan bahwa Indonesia juga bisa mengelola nuklir dengan aman.

Baca juga: Bandung kini memiliki destinasi wisata nuklir untuk edukasi masyarakat

Baca juga: Bapeten terbitkan 1.035 izin penggunaan teknologi nuklir di Jateng

Baca juga: Bapeten sosialisasikan Perpres Keselamatan Nuklir ke RS dan industri


Karena itu dia meminta Bapeten dan Batan dapat menyampaikan jaminan kepada masyarakat bahwa teknologi nuklir yang ada saat ini relatif aman untuk digunakan.

Dia mengatakan bahwa posisi Indonesia di Ring of Fire yang rawan gempa dan bencana alam lain akan membuat tugas Batan lebih berat untuk menjelaskan kepada publik bahwa Indonesia bisa mengelola nuklir secara aman.

"Pentingnya untuk berkampanye agresif bahwa nuklir itu aman. Sehingga ketika kita benar-benar membutuhkan PLTN sebagai alternatif pembangkit listrik maka tidak perlu ragu-ragu lagi. Jangan sampai ketika sudah butuh, masyarakat ragu-ragu, pemerintah juga ikut ragu-ragu," ujar dia.

Bambang menegaskan bahwa jika hal itu terjadi, dapat menempatkan negara dalam risiko kekurangan energi, padahal di negara maju ketahanan energi merupakan hal penting..

Indonesia saat ini memiliki tiga reaktor nuklir untuk penelitian, yaitu Reaktor Triga 2000 di Bandung, Jawa Barat, Reaktor Kartini di Yogyakarta dan Reaktor serbaguna GA Siwabessy di Serpong, Banten.*

Baca juga: RSUD BDH Surabaya bakal dilengkapi fasilitas kedokteran nuklir

Baca juga: BATAN telah kuasai teknologi pemisahan mineral galian nuklir

Baca juga: Kalbar-Batan kerjasama manfaatkan nuklir untuk pertanian dan kesehatan

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019