"Tingkat pengangguran dengan pendidikan tamatan SMK menjadi yang tertinggi, sekitar 10,16 persen," kata Kepala BPS Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono di Semarang, Selasa.
Lulusan SMA berada di tempat kedua dalam memberi kontribusi terhadap tingkat pengangguran yang mencapai 6,35 persen.
Sementara lulusan perguruan tinggi menyumbang 5,53 persen, lulusan SMP sebesar 4,7 persen dan lulusan SD atau yang tidak bersekolah sebesar 2,07 persen.
Baca juga: BPS: Jateng alami inflasi 0,01 persen pada Oktober 2019
Baca juga: BPS: Jateng deflasi 0,24 persen pada September
Baca juga: BPS sebut tingkat pengangguran Agustus 2019 turun jadi 5,28 persen
Hingga Agustus 2019, kata dia, tingkat pengangguran terbuka Jawa Tengah mencapai 820 ribu orang.
Jumlah tersebut, lanjut dia, didasarkan atas angkatan kerja yang mencapai 18,26 juta orang.
BPS mencatat terdapat kenaikan jumlah pengangguran dalam setahun terakhir yang mencapai 5 ribu orang.
Meski tingkat pengangguran meningkat, kata dia, jumlah penduduk yang bekerja dalam setahun terakhir juga mengalami peningkatan.
Ia menjelaskan tingkat pengangguran terbuka merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja.*
Baca juga: BPS Jateng sebut kenaikan tarif air bersih picu inflasi Agustus
Baca juga: Penerbangan domestik Jateng di semester pertama 2019 turun
Baca juga: Hidayat Nur Wahid: Santri kontribusi atasi kemiskinan dan pengangguran
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019