• Beranda
  • Berita
  • Kali BKT terkontaminasi gumpalan busa serupa salju

Kali BKT terkontaminasi gumpalan busa serupa salju

7 November 2019 10:41 WIB
Kali BKT terkontaminasi gumpalan busa serupa salju
Busa memenuhi aliran Kali Banjir Kanal Timur (BKT) di kawasan Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (7/11/2019). (ANTARA/HO-@rahmat10h)
Aliran Kali Banjir Kanal Timur (BKT) di Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur, terkontaminasi gumpalan busa putih yang mengambang di permukaan pada Kamis pagi.

Humas Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Efron Firdaus ketika dikonfirmasi belum memiliki kesimpulan yang pasti atas keberadaan busa tersebut di aliran sungai BKT.

"Menanggapi pemberitaan tentang busa 'salju' yang terjadi di BKT Ujung Menteng, terjadi karena adanya penutupan tiga pintu air dari empat pintu Weir II Ujung Menteng," katanya.

Hal itu dilakukan untuk pleasing air atau pembersihan dan perawatan air lumpur.

"Prosesnya karena ada beda tinggi permukaan di pintu air. Tinggi air tersebut mengakibatkan air yang turun membentuk turbulensi dimana air yang bergejolak menimbulkan busa," katanya.

Baca juga: Busa tinggi Kali Item akibat penyedotan air dari Waduk Sunter Selatan
Baca juga: DKI bangun 10 IPAL Komunal antisipasi genangan busa Kali Sentiong


Menurut Efron, Sungai BKT di wilayah Ujung Menteng menerima pasokan air dari Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat dan dari beberapa suluran penghubung yang ada.

Terkait kemungkinan busa tersebut berasal dari limbah detergen dan sejenisnya, Efron mengaku belum dapat berasumsi demikian.

"Perlu ada kajiannya dulu. Ada pihak yang lebih berkompenten menjawab," katanya.

Air di BKT yang berbusa itu mendapat sorotan dari warganet.

"Rasanya ku ingin berlari lari di atas salju ini," tulis pemilik akun Instagram @rahmat10h yang mengomentari penampakan busa mirip seperti salju.
 
Dalam unggahan foto tersebut tampak gumpalan busa hampir memenuhi seluruh badan sungai.
 
Busa tersebut bergerak perlahan menuju hilir saat terbawa arus.
 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019