Dua tokoh asal Yogyakarta yakni Prof KH Abdul Kahar Mudzakir dan Prof Dr Sardjito akan dianugerahi gelar pahlawan nasional tahun 2019 di Istana Negara Jakarta pada Jumat (8/11).Salah satu pihak yang mengusulkan Prof KH Abdul Kahar Mudzakir dan Prof Dr Sardjito menjadi pahlawan nasional adalah Universitas Islam Indonesia (UII)
"Iya betul. Besok jam 13.00 WIB penganugerahannya di Istana Negara," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY Untung Sukaryadi saat dimintai konfirmasi di Yogyakarta, Kamis.
Ia mengatakan telah mendapatkan undangan dari Kemensos untuk mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan HB X guna menghadiri acara penganugerahan pahlawan nasional di Istana Negara.
Dalam surat dari Kemensos yang diterima Untung disebutkan bahwa persetujuan penganugerahan gelar pahlawan nasional itu diputuskan berdasarkan hasil pertemuan antara Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dengan Presiden Joko Widodo, Rabu (6/11).
Adapun usulan gelar itu berdasarkan Surat Mensos RI Nomor 23/MS/A/09/2019 pada 9 September 2019 perihal usulan calon Pahlawan Nasional Tahun 2019.
Menurut dia salah satu pihak yang mengusulkan Prof KH Abdul Kahar Mudzakir dan Prof Dr Sardjito menjadi pahlawan nasional adalah Universitas Islam Indonesia (UII).
Pengusulan kedua tokoh itu, menurut dia, telah melalui beberapa proses di antaranya harus melengkapi data perjuangan serta telah diseminarkan hingga kemudian dikaji oleh tim penilai daerah. "Setelah layak direkomendasikan ke gubernur, dari gubernur baru ke Kementerian Sosial," kata dia.
Ia mengatakan masyarakat DIY patut berbangga dengan penetapan gelar pahlawan nasional itu. Apalagi dari 10 nama tokoh yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional, dua tokoh di berasal dari Yogyakarta.
"Sangat bahagia dan bangga bahwa banyak bermunculan pahlawan-pahlawan nasional yang mewujudkan bahwa daerah istimewa ini banyak pejuang-pejuang untuk berdirinya republik ini," kata Untung Sukaryadi.
KH Abdul Kahar Mudzakir lahir di Kotagede, Yogyakarta, pada 1908, dan wafat pada 2 Desember 1973. Ia antara lain dikenal sebagai perintis Universitas Islam Indonesia (UII) serta sempat menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Sedangkan Prof Dr Sardjito merupakan perintis serta rektor pertama UGM tahun 1950-1961, lalu menjabat sebagai rektor di UII tahun 1961-1970. Selama ini nama Sardjito juga telah diabadikan sebagai nama rumah sakit umum pusat di Yogyakarta.
Baca juga: Rektor UGM temui Wapres usulkan Sardjito jadi pahlawan nasional
Baca juga: Pengusulan Lafran Pane jadi pahlawan lewat Yogyakarta
Baca juga: 20 nama diusulkan jadi calon Pahlawan Nasional
Baca juga: FAI: Pendiri Mathla'ul Anwar layak jadi Pahlawan Nasional
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019