"Ini adalah kepedulian terhadap masyarakat dan ekosistem lingkungan sungai di wilayah Medan dan Belawan," kata Roy, di Medan, Selasa, usai melaksanakan patroli pembuangan bangkai babi ke aliran Sungai Belawan, Sungai Bedera, dan Danau Siombak Belawan.
Kegiatan tersebut, menurut dia, kelanjutan setelah sebelumnya meninjau dermaga Objek Wisata Danau Siombak dan ditemukan ratusan ekor bangkai babi yang sengaja dibuang akibat terserang virus hog cholera (kolera babi).
"Proses evakuasi dengan menggunakan perahu Landing Craf Rubber (LCR) yang dimulai dari aliran Sungai Sei Sebelawan di Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan," ujar Roy.
Ia mengatakan, proses evakuasi tersebut, untuk menindaklanjuti laporan warga bahwa sejumlah alur sungai di Kota Medan telah dijadikan sebagai lokasi pembuangan bangkai babi yang terinfeksi virus hog cholera.
"Hal ini dilakukan untuk memastikan laporan warga, karena saat ini sejumlah alur sungai yang bermuara ke Danau Siombak, di Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Labuhan, telah dipenuhi bangkai babi," kata mantan Kapendam I Bukit Barisan.
Dalam kegiatan tersebut, hadir Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto, Kadis Lingkungan Hidup Kota Medan Armansyah Lubis, Pasi Intel Kodim 0201/BS Mayor CZI Andre PW, Kasat Sabhara Polrestabes Medan AKBP Sony Wilfried Siregar, para Danramil, Kapolsek, beserta anggota TNI-Polri.
Baca juga: Penjualan ikan di Danau Siombak menurun akibat bangkai babi
Baca juga: 351 ekor bangkai babi di Danau Siombak dikubur massal
Baca juga: Pemprov Sumut tetapkan lokasi penguburan bangkai babi di Siombak
Baca juga: Temuan bangkai babi, polisi selidiki sejumlah peternakan
Ratusan bangkai babi cemari Danau Siombak
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019