• Beranda
  • Berita
  • Warga Maluku masih hidup dalam ketakutan akibat gempa

Warga Maluku masih hidup dalam ketakutan akibat gempa

14 November 2019 09:42 WIB
Warga Maluku masih hidup dalam ketakutan akibat gempa
Wakil Ketua DPRD Maluku asal F-PKS, Abdullah Azis Sangkala didampingi Plt Sekretaris DPRD provinsi, Bodewin Wattimena menjelaskan, akibat gempa bumi tektonik sejak Kamis, (26/09) lalu hingga Selasa (12/11) malam yang membuat masyarakat Ambon dan sekitarnya hidup dalam ketakutan. ANTARA/Daniel Leonard

perlu upaya untuk memberikan ketenangan kepada masyarakat

Warga Maluku masih hidup dalam ketakutan akibat gempa bumi tektonik yang terus-menerus terjadi sejak 26 September 2019 dan masih berlangsung hingga saat ini sehingga banyak yang tetap bertahan di tenda-tenda pengungsian.

"Akibat gempa bumi tektonik sejak Kamis, (26/09) lalu hingga Selasa (12/11) malam dengan magnitudo 5,1 membuat masyarakat di Kota Ambon dan sekitarnya hidup dalam ketakutan," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku, Abdullah Azis Sangkala di Ambon, Kamis.

Yang jelas bahwa sampai hari ini masih ada aktivitas gempa bumi sehingga wajar kalau masyarakat masih merasa resah dan trauma.

Ia memperkirakan, beban Pemprov Maluku untuk menangani pengungsi ini nantinya cukup besar.

Baca juga: Kerusakan rumah korban pascabencana gempa Ambon sedang diverifikasi
Baca juga: Ruang pameran Museum Siwalima retak akibat gempa susulan magnitudo 5,1


"Alhamdulillah Pak Presiden Joko Widodo sudah datang ke Ambon. Saya berharap, kedatangan Pak Presiden ini bisa membawa 'angin segar' bagi penyelesaian pengungsi di Maluku," kata Sangkala

Menurut dia, DPRD maupun Pemprov Maluku melalui tim penanggulangan pengungsi yang sudah dibentuk, terus melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa penangganan tanggap darurat pengungsi bisa berjalan dengan baik.

Dikatakan, koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah harus terus dibangun agar dapat diketahui pelayanan terhadap para pengungsi berjalan baik atau tidak.

"Kondisi ini juga perlu upaya untuk memberikan ketenangan kepada masyarakat agar kemudian tidak menimbulkan penambahan gelombang pengungsi," ujarnya.

Pelayanan pengungsi baik soal kesehatan, pendidikan, kebutuhan untuk MCK (mandi cuci kakus) maupun pangan harus menjadi perhatian bersama.

"Kami harapkan gempa bumi beruntun ini tidak memicu gelombang pengungsi baru karena jika itu terjadi, maka akan semakin menambah beban anggaran bagi pemerintah," ujarnya.

Baca juga: Pakar: Masyarakat tetap waspada dampak gempa susulan
Baca juga: LIPI: Magnitudo gempa susulan variatif efek pergesekan bidang patahan
Baca juga: Pelanggan keluhkan air bersih berwarna hitam pascagempa


 

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019