"Gejala pada anak biasanya hampir mirip dengan yang dialami orang dewasa, tapi yang utama ada gejala klasik di mana anak merasa haus, sering ingin kencing, mengompol dan sering ganti popok dan yang ketiga senang makan. Itu gejala klasiknya," ujar dokter pada Rumah Sakit Hermina Bitung, Tangerang, itu ketika dihubungi di Jakarta, Kamis.
Diabetes anak, kata dia, terjadi karena adanya gangguan fungsi pankreas yang membuatnya tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup.
Berbeda dengan diabetes tipe 2 yang biasanya dialami oleh orang dewasa, diabetes anak atau diabetes tipe 1 bisa dialami oleh siapapun dan umumnya terjadi pada anak usia 7-12 tahun. Anak yang mengidap penyakit ini harus bergantung pada insulin yang disuntikkan dari luar setiap hari untuk mengontrol kadar gula darah.
"Gambaran klinis diabetes pada anak yaitu klasik yang sering ditemui dengan gejala banyak makan dan minum serta sering kencing. Yang kedua adalah silent diabetes, jarang ditemui dan biasanya diketahui saat pemeriksaan sebelum operasi. Yang ketiga dan berbahaya, bisa menyebabkan kematian adalah Ketoasidosis diabetik," ujar dia.
Baca juga: Prinsip 5201 untuk cegah diabetes pada anak
Dokter Yuliana berpesan kepada para orang tua jika anak-anaknya mengalami gejala-gejala seperti yang disebut di atas, harap segera memeriksakan ke dokter untuk memastikan kondisi anak.
Baca juga: Waspadai diabetes pada anak
Karena penyakit ini belum dapat disembuhkan maka pasien bisa melakukan beberapa pengobatan seperti terapi insulin, meminum beberapa jenis obat tertentu dan menerapkan pola hidup sehat.
Baca juga: Penelitian: anak-anak sering nonton televisi berisiko terkena diabetes
Baca juga: Asupan gula berlebih bisa ganggu proses belajar anak
Baca juga: Anak dari keluarga kaya cenderung kurang aktif bergerak
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019