"Saya dapat kabar tadi kalau jenazah Pak De sudah dimakamkan setelah Isya'," kata Abdurahman Latif (23), keponakan almarhum saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis malam.
Latif mengatakan, jenazah Pak Denya dijemput oleh pihak keluarga dan tiba di rumah duka pukul 18.30 WIB, setelah Magrib lalu dishalatkan oleh keluarga dan para tetangga.
Setelah dishalatkan, jenazah Warsidin dimakamkan di TPU Wangandowo, Pekalongan.
Warsidin hanyalah seorang kuli bangunan, tinggal di Jalan Madrasah No. 26 RT 12/ RW 02 Kelurahan Gandaria Selatan Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.
Baca juga: Tol Cipali, Warsidin pulang kampung untuk ikut pilkades
Baca juga: Operator Cipali akui baru pasang pembatas jalan 18 kilometer
Ia pergi meninggalkan seorang istri bernama Sunarsih (50) dan tiga anak serta satu cucu.
Anak bungsu korban bernama Heri (15) masih duduk di Kelas I SMA di wilayah Jakarta Selatan.
Menurut Latif, Pak Denya mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang kembali ke Jakarta dari Pekalongan untuk urusan pekerjaan.
"Karena ada kerjaan lagi ngerjain bangunan rumah tetangga," kata Latif.
Sebelum meninggal, Warsidin beserta istri dan ketiga anaknya serta satu menantu pulang kampung halaman di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong, Pekalongan untuk urusan menghadiri pemilihan kepala desa.
Mereka berangkat bersama menggunakan bus umum pada Selasa (12/11). Lalu hari Rabu (13/11) Warsidin menyalurkan hak pilihnya.
Baca juga: Tujuh korban meninggal kecelakaan Tol Cipali sudah dibawa keluarga
Baca juga: Dishub Jabar: Jalan Tol Cipali harus miliki pembatas jalan
Menurut Latif, setiap lima tahun sekali Pak Denya selalu pulang untuk menyalurkan hak pilihnya setiap pemilihan kepala desa.
"Bagi Pak Pe pemilihan kades sama seperti milih presiden," kata Latif.
Warsidin memilih pulang lebih awal ke Jakarta, sementara istri beserta anak dan menantunya masih tinggal di Pekalongan.
Warsidin pulang ke Jakarta menumpang bus Arimbi yang mengalami kecelakaan di Tol Cipali, Sumbang.
Kecelakaan itu melibatkan bus Sinar Jaya dengan nomor polisi B 7949 IS dan Bus Arimbi bernopol B 7168 CGA.
Kecelakaan itu bermula saat bus Sinar Jaya yang dikemudikan oleh Sanudin dari arah Jakarta menuju Palimanan diduga hilang kendali dan menyeberang ke jalur berlawanan sehingga menabrak bus Arimbi yang datang dari arah Cirebon.
Atas peristiwa itu, pihak Kepolisian menduga ada faktor kelalaian karena sopir bus Sinar Jaya diduga mengantuk.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019