Banjir di Langsa, 411 keluarga jadi korban

17 November 2019 16:23 WIB
Banjir di Langsa, 411 keluarga jadi korban
Tim BPBD Langsa mengevakuasi bayi bersama neneknya yang menjadi korban banjir di Langsa, Aceh, Sabtu (16/11/2019). ANTARA/HO BPBD Langsa/am.

Memang hari ini terpantau air sudah mulai surut, tapi kami masih khawatir dengan keadaan cuaca ekstrem yang terjadi dewasa ini

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Langsa, Provinsi Aceh mencatat 411 keluarga menjadi korban banjir akibat luapan sungai di dua gampong (desa), yakni Lengkong dan Karang Anyer.

"Banjir terparah itu kemarin di Lengkong dan Karang Anyer, Kecamatan Langsa Lama dengan total warga terdampak 411 kepala keluarga," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Langsa Ali Musaffah di Langsa, Minggu.

Pihaknya bersama masyarakat sempat melakukan evakuasi warga akibat debit air sungai yang terus meningkat hingga mengenangi rumah penduduk di kedua desa tersebut, termasuk yang mereka evakuasi adalah ibu dan bayi baru lahir selama satu pekan.

Akan tetapi, katanya, sebagian besar warga memilih bertahan di rumahnya, meski pihaknya telah menurunkan berbagai perlengkapan evakuasi, antara lain "rubber boat".

"Memang hari ini terpantau air sudah mulai surut, tapi kami masih khawatir dengan keadaan cuaca ekstrem yang terjadi dewasa ini. Karena puncak musim hujan," kata dia.

Baca juga: Banjir Daerah Aliran Sungai Tamiang meluas hingga landa 20 desa

BPBD Langsa juga sudah membuka satu posko tidak jauh dari lokasi banjir, sebagai dapur umum untuk menyediakan makanan, khususnya bagi mereka yang terdampak banjir.

​​​​Posko itu juga sebagai tempat penyaluran bantuan logistik yang dilakukan Dinas Sosial Kota Langsa kepada korban bencana tersebut.

"Tim kita di lapangan terus bersiaga dan memantau titik yang rawan agar bisa segera mengevakuasi warga jika terjadi bencana banjir," kata Ali.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Aceh pada akhir Oktober 2019 telah mengeluarkan peringatan dini terhadap kemungkinan cuaca ekstrem akibat berada di puncak musim hujan.

"Untuk Provinsi Aceh, memang harus siaga bencana. Baik bencana banjir maupun tanah longsor, dan juga pohon tumbang," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Aceh, Zakaria Ahmad.

Baca juga: PMI obati puluhan korban banjir Aceh Barat
Baca juga: Banjir di Aceh Barat mencapai 1,5 meter, warga mengungsi
Baca juga: Ratusan warga di Pulau Simeulue Aceh mengungsi akibat banjir

Pewarta: Muhammad Said
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019