Kegiatan yang digelar di kampus Beijing Foreign Studies University (BFSU), Minggu, itu menghadirkan 50 pembicara dari 50 perguruan tinggi di kedua negara.
Sehari sebelum forum pertemuan digelar, diadakan Kejuaraan Nasional Pidato Berbahasa Indonesia di tempat yang sama dengan diikuti oleh 26 mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia dari sejumlah perguruan tinggi di China.
Baca juga: Pertama kali lomba pidato bahasa Indonesia secara nasional di China
"Pemahaman bahasa bisa memperkuat hubungan kedua bangsa. Tidak ada pilihan bagi kita, kecuali saling mempererat hubungan dalam menyongsong masa depan," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun saat membuka forum tersebut.
Ia pun berharap makin banyak warga negara Indonesia yang bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Mandarin.
"Sebaliknya kami juga berharap makin banyak warga Tiongkok yang menjadi penutur bahasa Indonesia," ujar mantan Dubes RI untuk Rusia itu menambahkan.
Sementara itu, Wakil Rektor BFSU Prof Yan Guohua merasa terhormat perguruan tinggi yang dipimpinnya bisa menyelenggarakan kegiatan yang dianggap sebagai perekat kedua bangsa yang telah memiliki hubungan selama hampir 70 tahun itu.
Ia menyebutkan bahwa kampusnya memiliki 101 jurusan bahasa asing dan telah berkontribusi melahirkan 400 lebih duta besar dan 2.000 lebih konsuler China.
"Sejak 1962 kami telah membuka jurusan Bahasa Indonesia. Kemudian pada 2012 kami juga telah mengajarkan mata kuliah Bahasa Jawa. Sampai saat ini lebih dari 100 mahasiswa kami di jurusan Bahasa Indonesia," ujarnya.
Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof Emi Emilia bertindak selaku kepala delegasi Indonesia yang terdiri dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Sumatra Utara.
Delegasi China berasal dari BFSU, Guangxi Minzu University, Tianjin Foreign Studies University, Xi'an International Studies University, Guangdong University of Foreign Studies, University of Information Technology, China Institutes of Contemporary International Studies, Jilin International Studies University, Hainan Foreign Language College, Hebei Normal University, Beijing Language and Culture University, Yunnan Foreign Language Institute, dan Fujian Normal University.
"Kami berharap kegiatan ini nantinya menghasilkan 'blue print' yang bisa disebarkan kepada para pemuda dari kedua negara terutama untuk meningkatkan peran kaum milenial," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya.
Baca juga: KBRI Beijing bahas kerjasama pendidikan vokasi dengan Kota Shenzhen
Baca juga: Konjen sebut belasan pengusaha China telah investasi di Nusa Tenggara
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019