"Kami baru memiliki fasilitas kapal Baruna Jaya VIII yang cukup canggih, namun belum memadai karena perkembangan riset di luar sana cukup cepat," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Nugroho Dwi Hananto di Jakarta, Senin.
Sehingga, katanya, kapal riset yang telah dimiliki LIPI perlu diperbaharui untuk mendukung penelitian di Tanah Air, khususnya di wilayah perairan Indonesia.
"Jadi kami ingin mengadakan kapal riset baru yang benar-benar untuk kegiatan penjelajahan riset samudera," katanya.
Baca juga: LIPI: Indonesia akan kelola 12 kapal riset untuk eksplorasi kelautan
Ia mengatakan sumber biodiversitas ada di Indonesia, namun belum bisa dieksplorasi dengan maksimal karena fasilitas penelitian yang belum memadai.
Ke depan, katanya, armada kapal yang akan diperbaharui tersebut mampu menjelajahi samudera selama 30 hari tanpa henti hingga ke luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Kapal yang dirancang agar bisa mengambil sampel hingga di Laut Banda sebagai laut terdalam di Indonesia hingga 7.700 meter itu, akan memudahkan peneliti memetakan profil dasar laut dengan detail.
"Setelah itu kita bisa eksplorasi sumber daya dasar kolom air dan bawah lautnya dengan menggunakan instrumen seismik refleksi dan lain sebagainya," ujar dia.
Baca juga: LIPI targetkan dua jenis kapal riset dengan 110 juta dolar AS
Saat ini kapal Baruna Jaya VIII yang dimiliki LIPI sudah berusia lebih dari 20 tahun serta telah dilakukan penggantian navigasi, termasuk mesin kapal.
"Pembaharuan ini juga bertujuan agar kualitas penelitian yang kami lakukan sama dengan Jepang, Prancis dan lainnya," ujarnya.
Baca juga: BPPT usulkan revitalisasi pelabuhan khusus kapal riset
Baca juga: BPPT tingkatkan kemampuan kapal riset Baruna Jaya I
Baca juga: Pemerintah Peroleh Kapal Riset Kelautan Buatan Spanyol
Baca juga: Tiga Kapal Riset Baruna Rencanakan Ekspedisi Bersama
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019