"Insyaallah semuanya rampung dan diresmikan bulan Juni tahun depan," ujar Direktur Utama PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) Anwar Toha di Makassar, Selasa.
Ia mengatakan saat ini pembangunannya sudah di atas angka 40 persen. "Tinggal memasang semua box girder jembatan karena tiang-tiangnya sudah terpasang," katanya.
Pembangunan tol layang ini dilakukan sejak April 2018 dan kini mengalami percepatan pengerjaan yang cukup signifikan.
"Sudah sekitar 40 persen dan yang lama memang adalah pemasangan tiang-tiangnya. Sekarang semua tiang sudah terpasang dan tidak ada lagi galian-galian," katanya.
Baca juga: Lisan desak tol layang Makassar segera diselesaikan
Baca juga: Tol layang Pettarani solusi kemacetan Makassar
Anwar menyatakan pengerjaan jalan tol layang ini sedianya direncanakan rampung pada April 2020, namun harus mundur hingga Juni 2020 karena diawal pembangunan banyak dilakukan pemindahan utilitas publik.
Beberapa hambatan yang menjadi pemicu mundurnya jadwal perampungan karena adanya pemindahan pipa PDAM, tiang reklame, kabel telepon, hingga saluran fiber.
"Studi sudah dilakukan beberapa kali waktu itu dan memang target selesainya bulan April. Tapi saat pekerja mulai melakukan pekerjaannya, terdapat banyak utilitas yang harus dipindahkan seperti pipa PDAM, tiang reklame, saluran fiber dan lainnya," katanya.
Pelaksanaan konstruksi tol layang AP Pettarani diserahkan kepada pihak ketiga, yakni PT Wijaya Karya (WIKA).
Pemkot Makassar dan PT BMN membangun tol layang pertama dalam kota dengan nilai investasi Rp1,6 triliun. Proyek ini tak melalui pembebasan lahan karena berdiri di atas jalan nasional AP Pettarani.
"Proses pengerjaan jalan mulus karena tidak ada tanah warga yang digunakan. Biasanya proses lambat kalau menggunakan tanah warga yang dibebaskan," katanya.
Baca juga: Menteri PUPR minta tol Pettarani Makassar dikerjakan siang malam
Baca juga: Ahli waris kembali blokir jalan Tol Refomasi Makassar
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019