• Beranda
  • Berita
  • Pesantren prasejahtera mendapat bantuan 55 ton beras dari ACT

Pesantren prasejahtera mendapat bantuan 55 ton beras dari ACT

19 November 2019 18:43 WIB
Pesantren prasejahtera mendapat bantuan 55 ton beras dari ACT
Penyaluran beras dari lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kepada sejumlah pesantren melalui Program Beras untuk Santri Indonesia (BERISI). (FOTO ANTARA/HO-Humas ACT)

Pesantren-pesantren ini tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Maluku. Sampai saat ini, beras telah mencukupi lebih dari 12 ribu santriwan dan santriwati

Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyalurkan sebanyak 55 ton beras ke pesantren prasejahtera melalui program Beras untuk Santri Indonesia (BERISI) sejak diluncurkan pada 22 Oktober 2019.

"Pesantren-pesantren ini tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Maluku. Sampai saat ini, beras telah mencukupi lebih dari 12 ribu santriwan dan santriwati," kata Direktur Program ACT, Wahyu Novyan, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Puluhan ton beras itu diperuntukkan untuk pemenuhan pangan santri-santri, khususnya mereka yang belajar di pesantren pedalaman daerah. Pendistribusian beras menjangkau 22 provinsi yang meliputi 51 kota/kabupaten dengan total 77 pesantren yang telah mendapatkan bantuan beras dari ACT.

Hingga saat ini, kata dia, pendistribusian beras terus berlangsung, contohnya beberapa hari yang lalu ACT telah menyalurkan satu ton beras ke Pesantren Miftahul Bayan yang ada di Pandeglang, Provinsi Banten.

ACT terus mengajak masyarakat untuk terlibat dalam kedermawanan untuk santri itu.

"Kami mengajak masyarakat terlibat dalam proses pemenuhan kebutuhan pangan santri di seluruh pelosok negeri,” kata Wahyu.

Baca juga: ACT dorong santri mandiri lewat lumbung pangan dan ternak wakaf

Baca juga: ACT akan distribusikan 100 ton beras untuk 100 pesantren


Pengasuh Pesantren Miftahul Bayan, KH Mulyadi, mengemukakan santrinya tidak dipungut biaya untuk pendidikan di pesantren. Para santri hanya dikenakan biaya untuk patungan membayar listrik yang mereka gunakan.

Perwakilan Tim Program ACT Banten, Sukma, mengatakan sebelum mendistribusikan bantuan beras ACT Banten telah melakukan penilaian kepada pesantren.

"Pesantren itu masuk kriteria penerima manfaat program BERISI. Santri-santri di sini tak dipungut biaya pendidikan, fasilitas pesantren pun masih sederhana. Murid-murid masih tinggal di kobong sederhana. Mereka umumnya datang dari keluarga prasejahtera dari berbagai daerah, tak hanya dari Pandeglang saja,” kata Sukma.

Selain di Pandeglang, kata Wahyu Novan, pendistribusian beras di November ini juga dilakukan di Sumatera Selatan, Malang, Tegal, NTB dan lain sebagainya.

Para donatur dapat berdonasi langsung melalui laman www.indonesiadermawan.id sehingga, kolaborasi bersama itu menjadi rantai kebaikan positif yang berdampak besar untuk para mereka yang membutuhkan, katanya.


Baca juga: ACT Sumsel salurkan satu ton beras ke pondok pesantren beratap nipah

Baca juga: Peduli pondok pesantren, ACT Sulawesi Tengah bantu dua ton beras

Baca juga: ACT salurkan beras 1 ton untuk pesantren di pelosok Sulsel

Pewarta: Indriani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019