Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Jakarta Barat Fredy Setiawan pada Rabu pagi menggelar gerebek sampah di kawasan tersebut untuk mengamati pengolahan sampah dan pengelolaan hutan secara keseluruhan.
"Saya meminta sistem pengolahan sampah untuk tolong dikelola, terutama sampah organik, karena ini berpotensi. Sampah daunnya banyak, potensi untuk pembuatan kompos, jadi tinggal ditindak lanjut," ujar Fredy.
Selain itu, Fredy telah menginstruksikan ke jajaran lurah, Kepala Satuan Pelaksana Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) untuk menanam sayuran di Hutan Kota Srengseng.
"Ada pakcoi, sawi, cabai, terong, yang menanam warga bareng-bareng supaya ada rasa tanggung jawab dan masyarakat enggak ada yang buang sampah lagi," ujar Fredy.
Baca juga: Popok bekas pakai di Jakarta Barat akan didaur ulang
Baca juga: Jaktim pasang sekat antisipasi limbah warga menuju BKT
Baca juga: Warga Rawamangun didenda Rp250.000 karena terkena OTT buang sampah
Fredy mengatakan penilaian Adipura tahun ini berfokus pada pengolahan sampah, pemilahan sampah, dan pengelolaan bank sampah.
Hutan Kota Srengseng menjadi salah satu titik penilaian tim Adipura Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Per minggunya tercatat volume pengumpulan sampah berkisar 6-8 meter kubik per kontainer sampah.
Fredy mengatakan Jakarta Barat sudah sejak lama berfokus pada pengurangan sampah dari sumbernya. Normalnya, volume sampah di wilayah biasanya sebanyak 1450 ton per harinya.
Pada tahun 2019, pengurangan sampah Jakarta Barat ditarget dengan capaian 21 persen. "Disiapkan 250 personel petugas tiap harinya untuk pengelolaan sampah Hutan Kota Srengseng," ujar dia.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019