Bupati Aceh Tamiang, Mursil, menyatakan, pembuangan bangkai babi ke sungai dan laut yang terjadi pada sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Utara telah menimbulkan isu yang meresahkan warga setempat dalam mengonsumsi ikan segar dari laut.Ternak babi yang terdata mati akibat hog cholera di Sumut sudah mencapai 5.800 ekor.
"Untuk mengantisipasinya, kita telah mengeluarkan surat edaran kemarin (Selasa, 19/11) dengan nomor: 523/7004 tentang isu pencemaran virus cholera babi. Bahwa yang ditakutkan masyarakat di Aceh Tamiang cuma isu, dan tidak benar sama sekali," tegas Mursil di Kualasimpang, Rabu.
Ia mengaku, dalam surat edaran tersebut berisi empat poin di antaranya, bahwa aliran sungai dan laut di sepanjang wilayah Kabupaten Aceh Tamiang bebas dari pencemaran virus cholera yang disebabkan oleh bangkai babi.
Selain itu, para nelayan di kabupaten ini maupun secara umum di daerah lain dalam menangkap ikan segar, dilakukan ketika berada di tengah laut yang berjarak ratusan mil dari bibir pantai.
Baca juga: Temuan bangkai babi, polisi selidiki sejumlah peternakan
Baca juga: Polda Sumut selidiki pembuangan bangkai babi ke sungai
Ikan, lanjut dia, merupakan sumber protein yang sangat baik untuk dikonsumsi berbagai kalangan usia.
Ia meminta Dinas Pangan, Kelautan, dan Perikanan setempat untuk terus mensosialisasikan surat edaran tersebut.
"Kepada 12 camat di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang dan jajarannya agar meneruskan atau mensosialisasikan surat edaran ini ke masyarakat di wilayah tugas masing-masing," terang Bupati Mursil.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi telah meminta semua pihak terkait agar bisa menyelesaikan kasus wabah virus hog cholera babi, dan termasuk memberi tindakan tegas kepada pelaku pembuang bangkai babi itu secara sembarangan agar ada efek jera.
Kabupaten Aceh Tamiang berbatasan dengan Provinsi Sumut dan hanya berjarak lebih kurang 250 km dari Kota Medan.
Baca juga: Ribuan babi mati di Sumut terindikasi African Swine Fever
Baca juga: Penjualan ikan di Danau Siombak menurun akibat bangkai babi
"Perlu dilakukan penyuluhan kepada peternak, memberikan vaksinasi, pengawasan lalu lintas babi itu hingga penindakan terhadap pelaku yang membuang bangkai babi secara sembarangan," ujar Gubernur Edy.
Data terakhir Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara menyebut, babi yang mati akibat hog cholera atau kolera babi ditemukan di 11 kabupaten/kota di Sumut.
Sebelasan daerah tersebut, yakni Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan,Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir.
Ternak babi yang terdata mati akibat hog cholera di Sumatera Utara hingga kini sudah mencapai 5.800 ekor.
Baca juga: Terkait bangkai babi, Dinkes Medan imbau warga tak gunakan air sungai
Baca juga: Belasan bangkai babi juga ditemukan di Sungai Babura Medan
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019