Kepala Basarnas Pekanbaru Amiruddin di Pekanbaru menjelaskan korban yang ditemukan pukul 06.30 WIB itu mengapung sekitar dua kilometer dari titik jatuh dalam kondisi mengembung dan badan lecet karena kemungkinan gesekan saat tenggelam.
Baca juga: Basarnas cari nelayan hilang Rokan Hilir
Jenazah korban yang dilaporkan hilang tenggelam pada Sabtu (23/11) dini hari tersebut kini telah diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan.
Hilangnya korban berawal ketika Simanjuntak dan Mujiono (korban) berangkat ke laut bersama dengan perjalanan kurang lebih lima menit dari tangkahan (tempat menjemur ikan) menuju tiang bubu penangkap ikan.
Baca juga: Basarnas temukan anak tenggelam di Pekanbaru dalam kondisi meninggal
Sesampainya di tempat kejadian, korban segera bekerja seperti biasa dengan mengangkat buci bubu ke atas dengan posisi dirinya bersandar pada tiang kayu. Tanpa disadari, tiang bubu patah sehingga korban terjatuh ke laut dan terseret arus.
Baca juga: Basarnas Pekanbaru evakuasi korban kecelakaan di Jalinsum Riau
Saat terjatuh di laut, korban sempat memanggil dan meminta pertolongan kepada Simanjuntak. Simanjuntak pun langsung melempar tali ke arah Mujiono. Namun apa daya, kuatnya arus membuat korban terbawa aliran air dan hilang sehingga tidak bisa menggapai tali yang dilemparkan Simanjutak.
Pihak Basarnas Pekanbaru sebelumnya kerap mengimbau kepada nelayan atau pekerja yang sering berada di laut untuk mengutamakan keselamatan dengan memakai jaket pelampung dan sejenisnya.
Hal itu bertujuan untuk mengurangi jumlah korban saat terjadi kecelakaan kerja di perairan.
Pewarta: Vijay Kantaw/F Muhardi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019