"Ekspektasinya sangat besar, bahkan baru tahap penyiapan saja ekspektasinya sudah besar," kata Ida saat menutup rapat koordinasi bidang pelatihan dan produktivitas di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Semarang, Selasa.
Ia mengatakan bahwa hal itu antara lain terlihat dari banyaknya warga dan calon pekerja yang mengakses informasi mengenai kartu prakerja di laman resmi Kementerian Ketenagakerjaan.
"Saking tingginya ekspektasi masyarakat, website kita sampai kewalahan," katanya.
Ia mengatakan bahwa pemerintah berusaha merespons harapan masyarakat tersebut dengan baik.
Menteri Ketenagakerjaan selain itu mengemukakan beberapa tantangan sektor ketenagakerjaan hingga lima tahun ke depan, termasuk tingkat pendidikan pekerja yang masih rendah.
Menurut dia, separuh lebih pekerja di Indonesia merupakan warga tamatan sekolah menengah pertama dan mereka yang tidak bersekolah. Di samping itu, 55,73 persen pekerja di Indonesia bekerja di sektor informal.
Ia juga mengutip hasil survei yang menyebut sekitar 23 juta pekerja akan terdampak otomatisasi dan menyatakan bahwa kondisi itu menuntut pemerintah untuk meningkatkan keahlian pekerja.
"Dituntut upskilling dan reskilling. Kalau tidak tingkat pengangguran terbuka akan semakin meningkat," katanya.
Baca juga:
Kemnaker siapkan BLK untuk program kartu prakerja
Program Kartu Pra Kerja bukan berbentuk pemberian uang
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019