Sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) meluncurkan laporan tentang integrasi ekonomi kawasan pada tahun 2019, yang berjudul ASEAN Integration Report 2019 di kantor Sekretariat ASEAN di Jakarta, Selasa.
Saat membuka acara peluncuran laporan tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN bidang Komunitas Budaya dan Sosial, Kung Phoak, mengatakan ASEAN Integration Report (AIR) 2019 memaparkan progres implementasi cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025, yang diadopsi pada tahun 2015 lalu, serta hasil integrasi ekonomi yang diukur dengan sejumlah indeks.
“Waktu perilisan laporan ini tepat sekali karena sebentar lagi kita akan mencapai pertengahan jangka waktu pengimplementasian cetak biru (blueprint) 2025,” katanya.
Selain itu, laporan tersebut juga dianggap penting di era masa kini, kala konteks global terkait integrasi kawasan berubah bentuk di berbagai penjuru dunia.
Dia mengatakan saat ini pasar dunia dipadati dengan ketidakpastian yang muncul dari proteksionisme yang meningkat dan pelemahan multilateralisme. Dengan demikian, kawasan ASEAN pun menghadapi risiko akan prospek pertumbuhan yang cenderung stagnan.
Baca juga: Presiden sampaikan pentingnya integrasi ekonomi di ASEAN-BAC
Meski demikian, dia mengatakan, di tengah tekanan terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global, performa ekonomi di kawasan tetap berjalan dengan baik.
“ASEAN telah menjadi salah satu dari segelintir titik terang dalam kancah ekonomi global, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,4 persen per tahun sejak 2010,” jelasnya.
Dia juga menggarisbawahi pertumbuhan kolektif negara-negara anggota ASEAN pada tahun 2018 yang mencapai 5,2 persen, yakni di atas angka pertumbuhan global sebesar 3,6 persen.
Laporan integrasi ekonomi kawasan dikeluarkan oleh Direktorat Pemantauan Integrasi Sekretariat ASEAN dan bertujuan untuk memperdalam pemahaman para pemangku kepentingan terkait agenda integrasi ekonomi ASEAN.
Konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibentuk pada tahun 2015 dan menjadi salah satu dari tiga pilar dari komunitas-komunitas ASEAN. Sejak pembentukan itu, integrasi ekonomi di kawasan bergerak di bawah cetak biru MEA.
Dalam cetak biru tersebut, negara-negara anggota ASEAN ingin menciptakan kawasan yang, antara lain, sangat terintegrasi secara ekonomi, inovatif dan saling terhubung dengan lebih baik lagi.
Baca juga: Gubernur dan menkeu se-ASEAN tegaskan komitmen integrasi keuangan
Baca juga: Bertemu Jokowi, IMF sebut ASEAN "titik terang" ekonomi global
Baca juga: Mendag-Menteri Ekonomi ASEAN tanda tangani Protokol Mekanisme Sengketa
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2019