Pemerintah diharapkan segera mewujudkan komitmen mulai memanfaatkan nuklir untuk sumber energi agar inovasi di bidang itu dapat berkembang, menurut ilmuwan nuklir Yudi Utomo Imardjoko.Sebetulnya survei tentang penerimaan masyarakat hasilnya tinggi sekarang,
"Harapan saya pemerintah segera menyatakan go nuclear sehingga saya bisa membangun reaktor torium yang sudah sejak lama kita desain di UGM. Nanti jika bisa dibangun, saya yakin dalam waktu tidak lama sekitar empat tahun itu sudah bisa menghasilkan listrik," ujar Ketua Tim Peneliti Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada itu ketika dihubungi dari Jakarta, Senin.
Sebelumnya tim peneliti yang dipimpin Yudi berhasil mengembangkan prototipe baterai nuklir sebagai sumber listrik yang diperkirakan dapat bertahan hingga 40 tahun.
Baca juga: Kalbar-Batan kerjasama manfaatkan nuklir untuk pertanian dan kesehatan
Bahan baku utama dari baterai itu adalah plutonium (PU) 238 yang merupakan limbah pengolahan torium. Bahan yang digunakan untuk menghasilkan baterai itu tidak ada di Indonesia karena tidak memiliki reaktor torium, sehingga limbah dari unsur radioaktif yang terdapat di mineral tambang itu harus didatangkan dari luar negeri untuk diteliti.
Jika Indonesia berkomitmen membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), khususnya yang berbasis torium, maka Yudi sudah bisa membuktikan bahwa semua bagian dari objek itu dapat dimanfaatkan bahkan sampai ke limbahnya.
Dia juga ingin masyarakat sadar bahwa pemanfaatan nuklir akan dilakukan oleh profesional yang mengetahui ilmunya dan dapat dipercaya untuk melakukan tugasnya menjadi operator PLTN jika suatu hari nanti Indonesia membangunnya.
Baca juga: BATAN katakan mobil dari energi PLTN ramah lingkungan
"Sebetulnya survei tentang penerimaan masyarakat hasilnya tinggi sekarang. Sebenarnya tampaknya masyarakat tidak punya masalah. Nanti dalam pengoperasian juga orangnya harus disiplin, orangnya juga harus terlatih," jelas dia.
Akademisi UGM itu juga menyayangkan minimnya perhatian pemerintah akan sektor energi nuklir, padahal Indonesia memiliki banyak ahli energi nuklir yang akhirnya bekerja di luar negeri.
Indonesia sampai saat ini memiliki tiga reaktor nuklir yang digunakan sebagai riset dan dioperasikan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yaitu Reaktor Triga 2000 di Bandung, Reaktor Kartini di Yogyakarta dan Reaktor Serbaguna GA Siwabessy di Serpon, Banten.
Baca juga: DPD dorong pengembangan energi nuklir di Kalimantan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019