Di dalam survei mengenai standar pembelajaran internasional oleh OECD atas 36 negara paling maju tidak menyebutkan alasan dari kurangnya kemajuan.
Tapi pada masa lalu OECD telah menyatakan peningkatan penampilan guru lebih penting buat kualitas belajar daripada faktor lain seperti pengeluaran lebih besar untuk mengurangi ukuran kelas.
Penampilan rata-rata siswa dalam membaca, matematika dan ilmu pengetahuan kebanyakan stabil di negara OECD, kata hasil tes pendidikan global, yang diselenggarakan setiap tiga tahun, sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Laporan PISA katakan siswa perempuan Indonesia raih skor lebih tinggi
Forum kebijakan yang berpusat di Paris tersebut mengatakan forum itu "kecewa" bahwa praktis tak ada peningkatan dalam penampilan negara OECD sejak organisasi tersebut memulai Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2000.
Itu lebih menyakitkan mengingatkan fakta bahwa pengeluaran per siswa di negara anggota OECD telah naik lebih dari 15 persen selama dasawarsa terakhir ini, kata organisasi tersebut di dalam satu laporan yang menyajikan kajian tersebut.
Sebanyak 600.000 siswa yang berusia 15-tahun di 79 negara dan ekonomi menjalani tes dua-jam tahun lalu buat studi paling akhir tersebut, yang diawasi secara ketat oleh pembuat kebijakan sebagai perbandingan terbesar internasional mengenai penampilan pendidikan.
Baca juga: OECD turunkan perkiraan pertumbuhan global 2020, ini rekomendasinya
Sementara negara OECD mandek, siswa dari daerah yang disurvei di negara non-OECD China --Beijing, Shanghai, Jiangsu dan Zhejiang-- dan di Singapura sekali lagi mengalahkan sebaya mereka dari semua negara lain dalam membaca, matematika dan ilmu pengetahuan.
Dari 79 negara, hanya Albania, Kolombia, Makau, Moldova, Peru, Portugal dan Qatar telah menyaksikan peningkatan dalam nilai mereka sejak bergabung dalam PISA, dan hanya Portugal adalah anggota OECD.
Baca juga: OECD perkirakan pelambatan lebih lanjut ekonomi global 2019 dan 2020
Meskipun penting, dana bukan segalanya, sebagaimana diperlihatkan oleh kasus Estonia, yang merupakan salah satu negara OECD dengan nilai paling tinggi kendati pengeluaran pendidikannya 30 persen di bawah rata-rata OECD.
Australia, Finlandia, Islandia, Korea, Belanda, Selandia Baru dan Slowakia semuanya telah menyaksikan penampilan rata-rata mereka dalam membaca, matematika dan ilmu pengetahuan turun sejak ikut dalam PISA.
Sumber: Reuters
Baca juga: Siti Nurbaya: kajian OECD GGPR bantu pertumbuhan hijau Indonesia
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019