"Pembuatan sumur itu dilakukan dengan cara membor sampai kedalaman sekitar 20 meter, kemudian mengeluarkan bau gas dan timbul api melalui lubang sumur bor ketika disulut api," kata Muhammad Faqih, salah satu warga, Jumat, di Marabahan, Kabupaten Barito Utara.
Ada dua titik sumur bor yang mengeluarkan gas tersebut, yakni di rumah warga bernama Jailani dan satu lagi di Mushalla Miftahul Jannah di Sungai Sangkai RT 1 Desa Badandan, Kecamatan Cerbon, Kabupaten Barito Kuala.
Pembuatan sumur bor merupakan program pemerintah pusat dalam pembangunan sarana lingkungan air bersih melalui Dinas Sosial Kabupaten Barito Kuala yang dilaksanakan di Desa Badandan sebanyak 3 titik.
Saat ini kegiatan pengeboran 2 titik sudah selesai dan untuk sumur bor hanya akan mengeluarkan api apabila disulut dengan korek api. Sementara 1 titik di rumah Barmawi sampai selesai pengeboran sedalam 33 meter tidak mengeluarkan aroma bau gas.
Kapolres Barito Kuala AKBP Bagus Suseno memerintahkan anggotanya untuk berjaga di lokasi guna menghindari hal-hal tak diinginkan bisa terjadi.
"Pembuatan sumur bor mulai dilaksanakan pada 28 November 2019 dan pelaksana kegiatan H Mubarak dari Binuang, Kabupaten Tapin dengan jumlah pekerja 6 orang," katanya.
Untuk mengeluarkan bau gas dari sumur, kata dia, para pekerja membiarkan air keluar dari sumur dengan cara dipompa dengan mesin sampai air yang keluarkan dari sumur jernih.
"Alhamdulilah situasi kondusif dan kami imbau masyarakat tetap waspada dari munculnya gas tersebut dengan menjaga lingkungan sekitar," katanya.
Baca juga: Pertamina Jambi tanggani semburan gas dari sumur bor warga
Baca juga: Sumur bor di Aceh semburkan lumpur berbau gas setinggi puluhan meter
Baca juga: Semburan gas dari sumur bor di Purworejo berhasil ditutup
Baca juga: Semburan api dan lumpur di Ngawi berkekuatan kecil
Pewarta: Firman
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019