Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Hj. Sitti Rohmi Djalilah mencanangkan Gerakan "Save Teluk Bima", yang salah satu kegiatannya adalah menanam pohon mangrove (bakau)."Save Teluk Bima" ini membuka wacana, membuka kesempatan semua pihak untuk berkontribusi, berkolaborasi, melakukan penyelamatan di teluk itu
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Minggu, disebutkan gerakan tersebut dimaksudkan untuk melestarikan dan menyelamatkan Teluk Bima bagi generasi masa depan. Gerakan tersebut salah satunya berupa penanaman pohon mangrove.
Wakil Gubernur, Hj. Sitti Rohmi Djalilah yang akrab disapa Umi Rohmi itu mengajak seluruh elemen masyarakat untuk senantiasa menjaga, melestarikan dan menyelamatkan lingkungan di sekitar.
"Betapa banyak potensi yang bisa kita angkat. Tapi jangan salah, kalau kita tidak barengi dengan rasa syukur, dengan cara memeliharanya, maka dia akan sirna," katanya.
Hadir pada kesempatan itu, Wali Kota Bima, H. M. Lutfi, Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB, Mori Hanafi dan sejumlah kepala OPD provinsi dan Kota Bima.
Teluk yang indah lanjutnya, akan hilang keindahannya apabila tidak dipelihara dan dilestarikan dengan baik. Begitu juga dengan laut, akan hilang keindahannya apabila telah rusak. Maka katanya, memelihara lingkungan itu tidak hanya menjadi kewajiban. Namun, menjadi kebutuhan bagi seluruh umat manusia.
"Yang namanya lingkungan itu adalah menjaga keseimbangan. Mengapa ada banjir, karena hilang keseimbangannya. Mengapa ada bencana, karena nggak seimbang," katanya.
Terkait dengan lingkungan, kata Wagub, pemerintah provinsi menaruh perhatian serius. Termasuk Pemerintah Kota Bima telah menunjukkan keseriusannya dalam menjaga lingkungan.
Ia juga mendorong para orang tua untuk mengajarkan dan mendidik anak-anak mereka cara mencintai lingkungan sejak dini. Yaitu, mengajarkan cara menanam pohon serta menjaganya hingga tumbuh besar.
"Save Teluk Bima ini membuka wacana, membuka kesempatan semua pihak untuk berkontribusi, berkolaborasi, melakukan penyelamatan di teluk itu," katanya.
Teluk Bima merupakan sebuah teluk yang membentang mulai dari Lewa Mori, Kalaki, Oi Ni’u, Panda, Lawata, Ama Hami hingga Kolo dan sebagian Kecamatan Soromandi dan Bolo, Kabupaten Bima.
Teluk ini dimanfaatkan untuk budi daya rumput laut, wisata bahari, olahraga dayung, olahraga mancing, olahraga jetski, wisata pantai, dan berbagai jenis kegiatan lainnya.
Selain itu, di tengah-tengah teluk ini terdapat sebuah pulau kecil yang disebut Nisa To'i atau juga dikenal dengan nama Pulau Kambing. Konon menurut cerita pada zaman dahulu, pulau kecil ini adalah tempat pelepasan kambing raja atau Sultan Bima sehingga dinamakan Pulau Kambing.
Sementara itu, Wali Kota Bima H. M. Lutfi, mengemukakan Teluk Bima memiliki keindahan yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Di samping airnya yang tenang, Teluk Bima juga didukung oleh infrastruktur jalan yang rata.
Sehingga, kata dia, inilah yang menjadi daya tarik para pecinta sepeda untuk menyelenggarakan ajang triathlon di kota tepian air itu.
Ia berharap, semua pihak terus bersinergi untuk menjaga lingkungan, menyelamatkan generasi serta menyukseskan pembangunan.
"Karena, potensi inti yang dikembangkan oleh pemerintah Kota Bima adalah pariwisata," kata M Lutfi.
Baca juga: Jaga lingkungan dan mitigasi, 1 juta mangrove ditanam di Lombok Barat
Baca juga: Samota di NTB resmi ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia
Baca juga: Gubernur NTB promosikan kawasan wisata Teluk Mekaki
Baca juga: NTB tolak pengambilan pasir untuk Teluk Benoa
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019