"5G ini merupakan suatu revolusi, perubahan yang fundamental dari kehidupan digital," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, ditemui di acara Penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama Fresh Graduate Academy dan Vocational School Graduate Academy, Digital Talent Scholarship Tahun 2020 di Jakarta, Selasa.
Indonesia saat ini belum menggelar jaringan tersebut, menurut Johnny terdapat tiga hal yang harus diselesaikan sebelum mengadopsi jaringan 5G.
Pertama, penataan spektrum frekuensi harus dilakukan dengan benar sebelum menggelar teknologi ini karena spektrum yang akan menentukan seperti apa adopsi 5G di Indonesia.
Kominfo pada pertengahan tahun ini menyelesaikan penataan ulang atau refarming pita frekuensi 800MHz dan 900MHz, frekuensi yang digunakan untuk layanan telekomunikasi seluler termasuk 2G, 3G dan 4G.
Kedua, menurut Johnny, perlu menentukan bagaimana 5G akan digunakan di Indonesia.
"Kita harus menemukan pilihan teknologi yang mana," kata Johnny.
Baca juga: Kominfo harapkan perlahan operator tinggalkan 2G
Baca juga: 5G di Indonesia, untuk "WiFi" atau "mobile"?
Indonesia perlu melakukan uji coba berbagai pilihan yang ada untuk menentukan teknologi yang akan digunakan dengan jaringan 5G.
Terakhir, Johnny menyoroti posisi geostrategis Indonesia terkait dengan jaringan 5G.
"Sehingga saat mengimplementasikan 5G secara komersial di Indonesia, kita harus bisa memanfaatkan dengan baik untuk kepentingan kita," kata Johnny.
Johnny pada kesempatan yang sama meminta operator seluler untuk meratakan jaringan 4G, khususnya ke daerah terluar, terdepan dan tertinggal, agar dapat bersiap menuju era 5G.
Baca juga: Ponsel 5G diperkirakan semakin murah dalam tiga tahun
Baca juga: Kominfo cari keseimbangan harga untuk spektrum 5G
Baca juga: Kebutuhan 5G di Indonesia ada di sektor bisnis
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019