Kepala Staf Brigif 21/Komodo Letkol (Inf) Agus Setiandar yang membacakan sambutan Presiden RI, Joko Widodo di hadapan ratusan anggota Brigif 21/Komodo mengatakan bela negara merupakan kewajiban segenap lapisan masyarakat dengan memperkuat persatuan dan kesatuan.
Bela negara harus disesuaikan kondisi kekinian yang dihadapi masyarakat umum serta sinergi dengan semua pemangku kepentingan.
Semenjak Mr. Syafroedin Prawiranegara mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada tanggal 19 Desember 1948 di Bukittinggi untuk membela kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Baca juga: Memperingati Hari Bela Negara: Merangkul semua komponen bangsa
Menurut Presiden Joko Widodo, berbagai wujud bela negara telah susul-menyusul silih berganti, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap dan akan terus eksis untuk selama-lamanya.
Aksi Nasional Bela Negara menurut kepala negara, juga melengkapi keahlian SDM dengan pengamalan nilai-nilai bela negara meliputi cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, kesetiaan dan keyakinan kepada Pancasila sebagai ideologi negara.
Presiden mengatakan, kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara serta kemampuan awal bela negara dan semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
Presiden Joko Widodo mengharapkan agar Aksi Nasional Bela Negara di segenap gatra kehidupan nasional dapat semakin terstruktur, sistematis dan massif dengan prioritas dan implementasi yang terukur sesuai dengan persepsi dan aspirasi masyarakat seluas-luasnya.
Baca juga: Forum Bela Negara Sumbar akan tapak tilas PDRI di Solok Selatan
Baca juga: Wakil Ketua MPR ingatkan sejarah Hari Bela Negara
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019